Hong Kong akan kembali menggelar aksi unjuk rasa Tahun Baru besar-besaran



KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Para pengunjuk rasa anti-pemerintah Hong Kong pada hari Kamis mengakhiri aksi demonstrasi Natal selama tiga hari beruntun dan konfrontasi dengan polisi yang menyebabkan lebih dari 310 orang ditangkap secara total. Kendati demikian, mereka berjanji untuk kembali turun ke jalan-jalan demi melakukan aksi massa pada 1 Januari 2020.

Pemerintah mengeluarkan tiga pernyataan keras dalam 24 jam terakhir untuk menolak tuduhan media Barat dan kelompok aktivis terkait "kebrutalan polisi" dan "penindasan negara", setelah gas air mata dan semprotan merica digunakan pada Malam Natal, Hari Natal, dan Boxing Day untuk membubarkan para pengunjuk rasa. Pada saat yang bersamaan, pengunjuk rasa melakukan aksi kekerasan dan vandalisme selama demonstrasi "belanja" yang kacau di mal-mal di seluruh kota.

Baca Juga: Demi keamanan, Hong Kong absen selenggarakan pesta kembang api untuk sambut 2020


Polisi anti huru-hara turun ke jalan pada hari Kamis, di mana petugas menyemprotkan pewarna biru dan menundukkan beberapa pengunjuk rasa di Tai Po ketika sekelompok pengunjuk rasa lainnya juga berkumpul di Causeway Bay, Mong Kok, Tsim Sha Tsui dan Tuen Mun.

Polisi mengatakan mereka telah menangkap lebih dari 310 pelaku unjuk rasa dalam rentang waktu Selasa hingga Kamis, 165 orang di antaranya ditangkap pada Malam Natal, termasuk 105 di dekat markas besar pasukan di Wan Chai, karena dicurigai ikut serta dalam majelis ilegal.

Baca Juga: Apakah di 2020 akan terjadi api dan amarah jilid 2 antara AS dengan Korut?

Seorang pengunjuk rasa berusia 19 tahun terluka setelah melompati pagar dari lantai satu ke lantai dasar pusat perbelanjaan Yoho di Yuen Long untuk menghindari penangkapan pada hari itu.

Pihak kepolisian Hong Kong juga mengunggah postingan di Facebook pada Kamis pagi, memperingatkan bahwa "senjata api telah dipasok ke dalam komunitas".

"Jika anggota masyarakat menemukan benda-benda seperti pistol atau senapan atau alat-alat lain yang mencurigakan, silakan segera pergi dan membuat laporan kepada polisi ketika situasinya memungkinkan," tulis postingan itu.

Pemerintah Hong Kong juga membalas tuduhan bahwa hak-hak pengunjuk rasa  dilanggar dengan penggunaan kekuatan yang berlebihan.

Baca Juga: Malam Natal kelabu di Hong Kong: Bentrokan pecah, polisi tembakkan gas air mata

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie