Hubungan China dan AS memanas



SHANGHAI. Hubungan China dan Amerika Serikat (AS) semakin panas. China mulai gerah dengan sikap AS yang dianggap sudah ikut campur terkait urusan China dengan Taiwan. Tabloid Global Times melaporkan, China dikabarkan bersiap melakukan balas dendam kepada Negeri Paman Sam.

AS dinilai mulai mengingkari one china policy. Ini adalah prinsip kesatuan China, alias hanya ada satu negara yang disebut China. Prinsip ini menegaskan Taiwan dan China adalah bagian yang tidak terpisahkan.

Global Times menulis, jika presiden terpilih AS, Donald Trump ingkar pada kebijakan tersebut, maka masyarakat China akan menuntut pemerintahnya untuk membalas perlakuan AS tersebut. "Tidak ada ruang untuk tawar menawar," tulis Global Times, Senin (9/1).


Pemerintah China rupanya kecewa dengan Trump, karena dinilai tidak berupaya menjaga hubungan China–AS. Trump juga dinilai tidak berusaha menjaga dan menghormati tatanan politik yang ada antara Pemerintah AS dengan pemerintahan di kawasan Asia Pasifik.

Tabloid yang diterbitkan oleh Partai Komunis China tersebut menegaskan, Trump dinilai telah ingkar janji pada kebijakan one china policy.

Aksi Trump yang menerima panggilan telepon dan ucapan selamat dari Presiden Taiwan Tsai Ing-wen pada bulan lalu, telah menyulut protes dari masyarakat Beijing.

Pemerintah Beijing pun kini mempertanyakan komitmen AS terhadap kedaulatan China atas Taiwan, yang merupakan bagian dari China.

Jurubicara Kementerian Luar Negeri China Lu Kang mendesak para pejabat AS segera menangani masalah Taiwan. Hal ini untuk menghindari memburuknya hubungan China dan AS.

"Kami tegas menentang pemimpin wilayah Taiwan atas kunjungan transitnya, melakukan kontak dengan para pejabat AS dan terlibat dalam kegiatan yang mengganggu dan merusak hubungan China-AS," kata Lu seperti dikutip Reuters.

Editor: Yudho Winarto