IHSG diprediksi bergerak di zona hijau, saham-saham ini menarik dicermati



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona merah pada perdagangan hari ini, Senin (28/9). IHSG tercatat melemah 39,24 poin atau 0,79% ke level 4.906,55.

Mengutip data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), mayoritas sektor di bursa memang tertekan hari ini, kecuali sektor pertambangan yang menghijau 0,35%.

Ada pula sektor properti, real estate, dan konstruksi gedung yang menguat 0,27%. Setelahnya disusul sektor infrastruktur, utilitas, dan transportasi yang meningkat 0,5%.


Sementara itu, penurunan terdalam dirasakan oleh  sektor aneka industri hingga 1,97%. Ada juga sektor keuangan dan sektor agrikultur yang melemah masing-masing 1,58% dan 1,15%.

Baca Juga: SMC Composite terkoreksi paling mini, investor perlu cermati likuiditas sahamnya

Head of Research Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi mengamati, penurunan IHSG Senin (28/9) dipicu investor yang cenderung bersikap hati-hati di tengah isu resesi Indonesia. Asal tahu saja, GDP Indonesia berpotensi tumbuh negatif selama dua kuartal berturut-turut.

Di sisi lain, investor asing mencatatkan aksi jual bersih atau net sell hingga Rp 593,12 miliar. Saham-saham yang banyak dilepas asing seperti  BBCA, BMRI dan BBRI hingga lebih dari Rp 100 miliar.

Sementara dari global, pelaku pasar dipengaruhi ketegangan antara Beijing dan Washington. Larangan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terhadap TikTok untuk sementara ditangguhkan oleh hakim federal.

"Ini memberikan pukulan kepada pemerintah dalam pertikaiannya dengan aplikasi populer milik China atas masalah keamanan nasional," jelasnya dalam riset yang diterima Kontan.co.id, Senin (28/9).

Baca Juga: IHSG diramal kembali melemah pada perdagangan Selasa (29/9)

Selain itu, produsen chip terbesar China, Semiconductor Manufacturing International Corp., merosot ke level terendah empat bulan di Hong Kong setelah AS memberlakukan pembatasan ekspor.

Secara teknikal, pada perdagangan besok Selasa (29/9), IHSG akan bergerak terkonsolidasi setelah tidak mampu break out bearish trend jangka menengah dengan konfirmasi pada level psikologis 5.000.

Editor: Noverius Laoli