IHSG diprediksi kembali melemah pada perdagangan Selasa (3/9)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada perdagangan Senin (2/9), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 37,92 poin atau turun 0,60% ke level 6.290,55. Beberapa sektor menjadi beban dan berkontribusi dalam pelemahan IHSG hari ini.

Antara lain, sektor aneka industri turun 1,55%; industri consumer goods melemah 1,69%; sektor properti, real estate, dan konstruksi bangunan menurun 1,10%; infrastruktur, utilitas, dan transportasi melemah 0,54%; keuangan turun 0,71%; serta manufaktur yang juga menurun 1,07%.

Adapun sektor yang menopang IHSG ialah tambang yang naik 1,75%; agrikultur menguat 0,54%; sektor perdagangan, jasa, dan investasi naik 0,26%; serta sektor industri dasar dan bahan kimia yang menguat 0,38%.


Investor asing juga mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp 98,96 miliar. Lantas, sejumlah analis memproyeksikan IHSG kembali melemah pada perdagangan Selasa (3/9).

Baca Juga: Saat IHSG lesu darah, saham TINS, ANTM, INCO, dan DKFT malah bergairah (2/9)

Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama menyatakan ia memproyeksi IHSG kembali melemah karena sentimen global dan dalam negeri.

Sisi global, penetapan tarif tambahan oleh Amerika Serikat (AS) dan China terhadap produk impor masing-masing negara sudah efektif dimulai per 1 September kemarin.

Ditambah lagi dari dalam negeri, data PMI Indonesia bulan Agustus yang dirilis IHS Markit mengalami penurunan ke level 49.

"PMI Indonesia turun karena perang dagang yang masih berlangsung dan itu menjadi faktor utama," tambah Nafan kepada Kontan.co.id.

Evan Fajrin, analis Paramitra Alfa Sekuritas, menilai secara teknikal posisi IHSG memotong atau breakdown garis MA5 yang menandakan potensi pelemahan terbuka. Secara momentum, pelemahan IHSG cukup memungkinkan karena sudah berada pada wilayah jenuh belinya (overbought) berdasarkan indicator stochastic.

Baca Juga: IHSG terkoreksi 0,60% mengawali September

Sektor yang menjadi kontributor terbesar dalam penurunan IHSG hari ini adalah industri consumer goods. Menurut Evan, sektor industri consumer goods melemah hanya sebatas mengalami koreksi.

Editor: Yudho Winarto