IHSG hari ini diramal menguat, saham-saham ini bisa dicermati



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. IHSG ditutup melemah 0,84% ke 6.087,91 pada perdagangan Senin (16/8). Dari pelemahan indeks tersebut tercatat adanya net foreign buy sebesar Rp 555,54 miliar di all market sedangkan di pasar reguler tercatat Rp 429 miliar.

Akumulasi beli asing terbanyak terjadi pada saham BUKA sebesar Rp 247 miliar dan BBRI sebesar Rp 184 miliar. Sementara penjualan bersihnya atau net foreign sell terbanyak terjadi pada saham INKP yakni sebesar Rp 37 miliar dan BMRI sebesar Rp 35 miliar.

Analis Erdhika Elit Sekuritas, Regina Fauziah menerangkan, pelemahan indeks terjadi setelah adanya pidato kenegaraan oleh Presiden Jokowi. Sentimen negatif yang membuat pelemahan indeks domestik cukup signifikan yakni datang dari perkembangan kasus Covid-19 domestik yang mana per 15 Agustus 2021 kembali turun menjadi 20.813 untuk kasus barunya sedangkan untuk rata-rata 7 hari menjadi 26.903.


Namun di samping itu, angka kematian di Indonesia menunjukkan peningkatan yakni 117.588 yang mana saat ini Indonesia berada di posisi 10 besar dengan kematian Covid-19 terburuk. Hal ini terjadi karena memang sebelumnya pada periode ini kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia pernah mencapai titik tertingginya di atas 50.000 pada bulan Juli bahkan pernah menjadi yang tertinggi di Asia.

Baca Juga: IHSG ditutup melemah 0,84%, begini proyeksi untuk Rabu (19/8)

Untuk hari Rabu (18/8), ia menuturkan ada beberapa indikator ekonomi yang perlu diperhatikan oleh para pelaku pasar. Dari domestik akan rilis data terkait neraca perdagangan pada bulan Juli yang diproyeksikan akan kembali surplus dan cenderung meningkat sebesar US$ 2,27 miliar dari sebelumnya US$ 1,32 miliar. 

Kemudian ekspor bulan Juli yang diproyeksikan tumbuh 30,2% cenderung lebih turun dari sebelumnya yang tumbuh 54,4% kemudian disusul juga oleh impor bulan Juli yang diproyeksikan akan cenderung lebih turun juga dari sebelumnya 60,12% menjadi 52,15%.

Proyeksi penurunan pada ekspor dan impor ini sejalan dengan kondisi pada Juli. Dari domestik kasus Covid-19 sedang meningkat cukup tinggi, kemudian kebijakan PPKM juga sudah berlaku dan cenderung lebih ketat dibandingkan pada periode Agustus sehingga mengganggu dari sisi aktivitas ekonomi dan mobilitasnya yang berpengaruh juga terhadap beberapa indikator ekonominya.

Lalu untuk ekspor penurunan yang terjadi juga sejalan dengan turunnya pesanan ekspor pada data PMI Manufaktur Indonesia bulan Juli yang telah rilis beberapa waktu lalu yang menunjukkan hasil yang kurang baik juga yakni terkontraksi cukup dalam di bawah angka 50 acuan PMI Indonesia, yakni 40,1.

Baca Juga: Analis prediksi IHSG akan cukup bullish sampai akhir tahun, ini pemicunya

Selain dari domestik, indikator eksternal yang perlu diperhatikan juga oleh para pelaku pasar yakni terkait rilisnya data cadangan minyak mentah dan gasoline US secara mingguan, serta dari Ero area akan rilis angka inflasi selama bulan Juli yang diproyeksikan akan cenderung meningkat secara tahunannya yakni 2,2% dari sebelumnya 1,9%. 

"Namun untuk bulanannya diproyeksikan akan cenderung terkontraksi sebesar -0,1% dari sebelumnya 0,3%," jelasnya kepada Kontan.co.id, Senin (16/8).

Editor: Tendi Mahadi