Ikhtiar Eterindo Wahanatama (ETWA) perbaiki rugi bersih di tahun depan



KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Emiten sawit PT Eterindo Wahanatama Tbk (ETWA) terus mencari cara untuk memperbaiki rugi bersih yang tercatat sejak 2014. Salah satu ikhtiar mengangkat kembali kinerja perusahaan adalah dengan ekspor biodiesel di 2020. Presiden Direktur Eterindo Wahanatama, Lie Kiong menjelaskan Eterindo memilih untuk melakukan ekspor di 2020 karena perusahaan tidak ikut dalam program B30 pemerintah.

Baca Juga: Eterindo Wahanatama masih rahasiakan dua calon investor barunya  "Eterindo tidak mendapatkan jatah untuk mengisi kebutuhan 9,6 juta ton biodiesel tersebut. Oleh kerenanya, induk usaha perusahaan yakni PT Anugerahinti Gemanusa (AG) memiliki peluang untuk mengeskpor biodiesel ke China dan negara lainnya," jelasnya saat paparan publik di Jakarta, Kamis (28/11). Lie menjelaskan perusahaan memiliki kapasitas pabrik biodiesel sebesar 140.000 Metrik Ton (MT) per tahun. Nah, di 2020 mendatang perusahaan berkode saham ETWA ini telah menargetkan ekspor biodiesel sebanyak 120.000 MT per tahun atau 10.000 MT per bulan. Direktur Keuangan Eterindo Wahanatama Azwar Alinudin menjelaskan keputusan Eterindo untuk ekspor karena pertimbangan harga jual dan margin yang lebih tinggi. "Eterindo mengantongi sertifikat International Sustainability & Carbon Certification (ISCC) di mana sertifikat tersebut membuat nilai jual perusahaan menjadi lebih besar," jelasnya. Selain itu, harga jual produk Eterindo tinggi disebabkan tidak adanya fasilitas hulu yang menunjang produksi perusahaan.

Baca Juga: Eterindo cari dana untuk mengangkat produksi  Selain melakukan ekspor, Eterindo juga sudah memikirkan dua opsi lain yang melibatkan pihak eksternal. Azwar menganalogikan Eterindo sebagai pasien diabetes, di mana opsi yang ditawarkan adalah amputasi atau diberi uang untuk pengobatan intensif.


Editor: Azis Husaini