Indeks BUMN20 melejit 8,43% selama Juni 2020, saham apa saja yang jadi pendorongnya?



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejak awal Juni 2020, pasar saham kembali bergairah. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah naik 2,67% selama bulan Juni 2020 yakni dari 4.753,61 ke level 4.880,36 pada Jumat (12/6). Bahkan indeks BUMN20 lebih baik, naik 8,43% ke level 275,97 selama Juni 2020.

Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan, indeks BUMN20 berkinerja lebih baik lantaran didorong oleh saham-saham perbankan. Misalnya saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) yang naik 16,71% selama Juni 2020 hingga penutupan pasar Jumat (12/6) alias month to date (mtd). Kemudian saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menguat 2,71%, dan saham PT Bank Mandiri Indonesia Tbk (BMRI) naik 9,39% di periode sama.

Sejatinya, semua saham penghuni indeks BUMN20 menunjukkan penguatan kecuali saham PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) yang turun 4,08% dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) yang melemah 3,81% dalam periode tersebut.


Baca Juga: Pemerintah akan bayar utang total Rp 108,48 triliun terhadap sejumlah BUMN ini

Menurut Hans, pergerakan saham SMGR sejalan dengan turunnya penjualan. "Kabarnya penjualan semen turun 35%-40% dan rasanya properti juga cukup berat," jelas Hans kepada Kontan.co.id, Jumat (12/6).

Sedangkan TLKM tidak mengalami penurunan harga saham yang signifikan, sehingga ketika pasar naik pun pergerakan TLKM tak ikut naik signifikan. Sejak awal tahun, saham TLKM sudah drop 31,02%.

Sementara itu, sejak awal Juni 2020 penguatan saham BUMN dipimpin oleh saham PT Timah Tbk (TINS) yang menguat 32,88%, saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) yang melaju 22,88% dan saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) menguat 21,51%. Hal ini didorong oleh sifat saham komoditas yang lebih diuntungkan ketika pasar mulai menggeliat naik.

"Kemudian efek yang kedua yakni pemerintah memberikan stimulus ke BUMN," jelas Hans.

Stimulus tersebut memberi dampak positif pada saham-saham BUMN. Berdasarkan catatan Kontan, dalam program pemulihan ekonomi nasional (PEN), pemerintah memberikan stimulus untuk korporasi utamanya untuk pelat merah senilai Rp 119,53 triliun atau setara 37,62% dari total anggaran PEN. Insentif terdiri dari penyertaan modal negara serta dana talangan.

Dengan kondisi tersebut, Hans menilai saham-saham penghuni indeks BUMN20 masih memiliki prospek yang bagus karena mendapat dukungan dari pemerintah. Namun, dalam jangka pendek masih akan mengalami tekanan karena ada potensi gelombang kedua Covid-19.

"Yang masih menarik saham banking BMRI, BBRI, BBNI kemudian PGAS kemudian JSMR," jelasnya.

Menurutnya saham PGAS, meski ada tekanan amandemen harga gas lebih murah, industri gas masih akan menarik karena kebutuhan dalam negeri akan tinggi. Apalagi bila PGAS jadi merger dengan Pertamina Gas.

Baca Juga: Dapat dana talangan, Garuda Indonesia akan gunakan untuk modal kerja

Editor: Khomarul Hidayat