KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia ikut berperan aktif dalam pengembangan vaksin virus corona. Terkait hal ini, sejumlah perusahaan farmasi dalam negeri yang juga distributor farmasi mengakui telah menyiapkan infrastruktur distribusi rantai dingin atau
cold chain untuk pembagian vaksin Corona. Melansir catatan Kontan.co.id sebelumnya, Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Farmasi (GP Farmasi), Dorojatun Sanusi mengatakan pengembangan vaksin membutuhkan keahlian, teknologi khusus, dan investasi yang tidak sedikit tidak hanya untuk produksi tetapi juga distribusi.
Baca Juga: UPDATE corona di Jabar, Jateng, Banten, Sumsel, Babel, dan Lampung 29 Agustus 2020 Dorojatun memaparkan, untuk menyimpan sebuah produk vaksin dibutuhkan fasilitas pendingin dengan temperatur yang khusus, yakni sekitar 2-8 derajat celcius. Oleh karenanya, proses pendistribusiannya tidak bisa dilakukan secara sembarangan, membutuhkan rantai dingin atau
cold chain hingga sampai sasaran distribusi paling akhir agar kualitasnya terjaga. Salah satu pemain yang siap tampil untuk mendistribusikan vaksin corona adalah PT Indofarma Tbk (
INAF) lewat anak usahanya PT Indofarma Global Medika (IGM). Presiden Direktur PT Indofarma Global Medika, Indra Dewantara menyatakan IGM memiliki pengalaman dan infrastruktur dalam mendistribusikan produk-produk vaksin cukup lama. Anak usaha INAF ini juga telah mengantongi sertifikat
Cold Chain Product (CCP). "Infrastruktur untuk proses distribusi vaksin adalah
freezer, lemari es, alarm suhu, dan masih banyak lainnya," jelasnya kepada Kontan.co.id, Jumat (28/8). Mengenai potensi bisnis distribusi vaksin Covid-19 sendiri, Indra mengungkapkan dengan kondisi pandemi saat ini tentunya distribusi vaksin sangat ditunggu oleh semua orang dan kebutuhannya sangat tinggi.
Namun, Indra belum bisa memerinci bagaimana gambaran valuasi potensi distribusi vaksin corona di tahun depan karena sampai hari ini IGM belum mendapatkan arahan dari
holding maupun induk perusahaan terkait teknis distribusi serta mekanisme lainnya. "Sehingga belum bisa digambarkan hal tersebut (potensi valuasinya). Nanti kalau sudah ada arahan dari
holding bisa kami gambarkan lebih lanjut," kata Indra.
Baca Juga: Gejala Covid-19 Happy Hypoxia, ini peringatan epidemiolog Jika dilihat secara umum, Indra mengatakan saat ini kontribusi distribusi vaksin cukup membantu penjualan IGM. Indra berharap penjualan seluruh vaksin yang sudah ada bisa terus meningkat karena penduduk Indonesia cukup banyak sehingga potensi pasar vaksin juga potensial. Ditambah lagi, IGM bersama dengan INAF sudah tergabung dalam
holding BUMN Farmasi. Selain Indofarma, PT Kimia Farma Tbk (
KAEF) juga bakal berperan sebagai distributor vaksin Corona. Sekretaris Perusahaan Kimia Farma, Ganti Winarno belum bisa memberikan gambaran detail perihal potensi distribusi vaksin ini.
Editor: Barratut Taqiyyah Rafie