KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menguatnya kurs dollar Amerika Serikta (AS) terhadap rupiah menjadi satu kendala bagi industri farmasi. Sebab produsen obat-obatan tersebut mengandalkan hampir 90% kebutuhan belanja bahan bakunya dengan dolar alias impor. Ketua Litbang GP Farmasi Indonesia, Vincent Harijanto tak menampik bahwa industri tengah menghadapi lonjakan harga bahan baku. Yang ternyata, kata Vincent, selain disebabkan fluktuasi kurs juga pengaruh industri secara global. Ia menjelaskan, Industri manufaktur bahan baku di China berhadapan dengan regulasi lingkungan yang baru, sehingga harus memindahkan pabriknya. Hal tersebut jadi faktor harga turut naik karena cost pabrikan di negeri tirai bambu turut meningkat. Bagi industri farmasi tanah air, hal ini menjadi tantangan untuk tetap meraih untung. Menurut Vincent ada beberapa strategi yang bisa pabrikan terapkan.
Industri farmasi masih dihadapkan kenaikan harga bahan baku
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menguatnya kurs dollar Amerika Serikta (AS) terhadap rupiah menjadi satu kendala bagi industri farmasi. Sebab produsen obat-obatan tersebut mengandalkan hampir 90% kebutuhan belanja bahan bakunya dengan dolar alias impor. Ketua Litbang GP Farmasi Indonesia, Vincent Harijanto tak menampik bahwa industri tengah menghadapi lonjakan harga bahan baku. Yang ternyata, kata Vincent, selain disebabkan fluktuasi kurs juga pengaruh industri secara global. Ia menjelaskan, Industri manufaktur bahan baku di China berhadapan dengan regulasi lingkungan yang baru, sehingga harus memindahkan pabriknya. Hal tersebut jadi faktor harga turut naik karena cost pabrikan di negeri tirai bambu turut meningkat. Bagi industri farmasi tanah air, hal ini menjadi tantangan untuk tetap meraih untung. Menurut Vincent ada beberapa strategi yang bisa pabrikan terapkan.