Industri penerbangan ikut terkepung asap karhutla



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kondisi maskapai penerbangan domestik diprediksi makin sulit. Pasalnya, beberapa jadwal penerbangan ke wilayah Sumatera dan Kalimantan mengalami gangguan akibat asap kebakaran hutan yang terjadi.

Arista Atmadjati, Pengamat Penerbangan dari AIAC menyebut kondisi kabut asap akan merugikan maskapai penerbangan domestik. Pasalnya, di kuartal III merupakan periode low season bagi maskapai yang umumnya tingkat permintaan sangat rendah dan diperparah dengan kabut asap.

"Kalau normal tidak ada asap saja mereka itu rugi, apalagi ini ditambah pasti lebih parah. Maskapai baru bisa recovery itu bulan November, Desember dan mungkin Januari," ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (16/9)


Ia menyebut market domestik pasti turun lebih dalam lagi akibat kabut asap ini. Sebab beberapa rute sudah tidak bisa dilewati pesawat terbang sehingga tingkat pembatalan penerbangan sangat tinggi.

Baca Juga: Catat, Gubernur Kalbar: Penyumbang kabut asap terbesar dari lahan konsesi perusahaan

 Misalnya rute dari dan ke Pekanbaru, dan beberapa kota di Kalimantan seperti Tarakan, Berau, Samarinda, Pontianak, Palangkaraya, Banjarmasin dan Pangkalan Bun.

"Kalau armada mau dialihkan ke rute lain kan tergantung demand, kalau low season dipaksa-paksa ya tidak bisa. Mau dikasih murah pun tidak ada permintaan, problemnya di situ," lanjutnya.

Bakal banyak armada pesawat yang nganggur dan tidak terbang, artinya potensi pendapatan maskapai akan berkurang. Laen halnya bila peristiwa kabut asap terjadi pada peak seasons yang memungkinkan armada pesawat yang idle dialihkan ke rute-rute lainnya.

"Tidak ada yang menghitung berapa kerugiannya itu yang menjadi masalah, harusnya semuanya bisa dibuka tapi ini kan tertutup. Kalau laba dibuka, rugi ditutup-tutupi," lanjutnya.

Pembatalan penerbangan juga dilakukan PT Garuda Indonesia (persero) Tbk (GIAA), pada kemarin saja manajemen Garuda membatalkan 12 penerbangan akibat kabut asap yang membuat jarak pandang terbatas. Selain pembatalan tersebut, manajemen Garuda juga melakukan pengalihan penerbangan untuk rute tertentu.

Baca Juga: Peneliti sebut perlu waktu lebih dari sedekade untuk melihat hasil restorasi gambut

Editor: Yudho Winarto