KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah beragamnya pilihan investasi, peluang berinvestasi di industri
securities crowdfunding (SCF) pun semakin terbuka lebar. Jumlah pemainnya juga terus bertambah menyemarakkan industri ini. SCF memang menjadi salah satu alternatif sumber pendanaan bagi pelaku UMKM menggunakan skema urun dana dengan konsep penawaran efek. Sampai saat ini, tercatat sudah ada 10 pemain SCF yang mendapat izin OJK, antara lain Santara, Bizhare, Crowddana, LandX, Dana Saham, Sharif, FundEx, Ekuid, LBS Urun Dana, dan Udana. Di tahun ini, SCF juga terus menunjukkan pertumbuhannya. Sejak awal tahun hingga 3 Juni, data OJK menunjukkan dana yang dihimpun telah mencapai Rp 507,2 miliar atau tumbuh 22,75% ytd.
Memang, sejak kehadirannya pada tahun 2018, total dana yang dihimpun oleh SCF terus meningkat. Di 2020, total dana yang dihimpun baru sekitar 184,9 miliar selanjutnya di 2021, nilainya telah mencapai Rp 413,19 miliar.
Baca Juga: Kejar Modal Inti Rp 3 Triliun, Bank Victoria (BVIC) Akan Rights Issue “Pasca diterbitkannya POJK Nomor 57 tahun 2020, antusiasme masyarakat terhadap
securities crowdfunding semakin pesat,” ujar juru bicara OJK Sekar Putih Djarot, Rabu (8/6). Di sisi lain, pelaku UMKM yang memanfaatkan SCF pun juga tumbuh. Hingga periode yang sama, sudah ada 237 penerbit yang menggunakan layanan ini dengan pertumbuhan mencapai 89,6%. Senada, total pemodal yang berinvestasi di SCF juga semakin banyak peminat. Terlihat dari awalnya di 2018 yang hanya sekitar 1.380 investor menjadi sekitar 111.351 investor sepanjang tahun ini. Dalam menjaga pangsa pasar, salah satu platform
securities crowdfunding Bizhare mengaku terus memperluas edukasi kepada masyarakat
support mereka bagi bisnis UMKM melalui SCF baik yang sudah Bizhare investasikan, maupun yang sedang proses untuk
listing melalui Bizhare, untuk terus menghadirkan bisnis-bisnis unggulan bagi investor dan masyarakat di seluruh Indonesia. Setelah sebelumnya sukses meluncurkan pendanaan untuk UKM,
franchise/waralaba dan
startup teknologi bersama dengan eMerge bersama MDI Ventures, Bizhare memang sedang mempersiapkan untuk memfasilitasi investasi bisnis untuk jenis industri baru yang akan di rilis dalam waktu dekat, untuk masyarakat Indonesia.
Baca Juga: Pendapatan Premi Unitlink Turun pada Kuartal I, Ini Penyebabnya "Kami juga berpartner dengan berbagai institusi pemerintahan, komunitas, startup, dan korporasi untuk memfasilitasi anggota mereka, baik menjadi investor maupun sebagai calon penerbit di Bizhare," kata CEO Bizhare, Heinrich Vincent kepada kontan.co.id, Jumat (10/6). Pada kuartal IV tahun 2022 ini, Bizhare juga akan kembali menyelenggarakan acara investasi dan bisnis terbesar di Indonesia Bizhare Investment Conference 2022 di tahun ini sebagai wadah untuk investor dan pelaku bisnis untuk berkolaborasi bersama. "Dalam waktu dekat, Kami juga berencana untuk meluncurkan Unit Layanan Urun Dana Syariah (ULUDS) di tahun ini dan sedang dalam proses
approval dari OJK. Kami juga sedang dalam proses untuk finalisasi pendanaan lanjutan
Pre-Series A, dengan berbagai investor strategis yang tertarik untuk bergabung di putaran pendanaan Bizhare kali ini yang akan
closing dalam waktu dekat ini," ungkap Heinrich.
Editor: Tendi Mahadi