KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) dalam negeri tampak masih tertatih-tatih langkahnya menghadapi tantangan di masa pandemi Covid-19. Padahal, industri ini dipandang memiliki peran penting dalam perekonomian nasional. Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI) Redma Gita Wirawasta menyampaikan, industri tekstil mulai merasakan dampak pandemi Covid-19 sejak kuartal II-2020 seiring anjloknya utilisasi pabrik di sektor tersebut hingga 30% akibat kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan penurunan daya beli masyarakat. Kemudian, utilisasi di industri tekstil mulai meningkat menjadi 50% pada kuartal III-2020 dan 70% pada kuartal III-2020. “Meski daya beli masyarakat saat itu belum pulih, namun dilakukan pengetatan izin impor oleh pemerintah sehingga utilitas naik,” ujar dia, Kamis (25/3).
Industri tekstil masih dibayangi berbagai tantangan
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) dalam negeri tampak masih tertatih-tatih langkahnya menghadapi tantangan di masa pandemi Covid-19. Padahal, industri ini dipandang memiliki peran penting dalam perekonomian nasional. Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI) Redma Gita Wirawasta menyampaikan, industri tekstil mulai merasakan dampak pandemi Covid-19 sejak kuartal II-2020 seiring anjloknya utilisasi pabrik di sektor tersebut hingga 30% akibat kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan penurunan daya beli masyarakat. Kemudian, utilisasi di industri tekstil mulai meningkat menjadi 50% pada kuartal III-2020 dan 70% pada kuartal III-2020. “Meski daya beli masyarakat saat itu belum pulih, namun dilakukan pengetatan izin impor oleh pemerintah sehingga utilitas naik,” ujar dia, Kamis (25/3).