KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) merilis data investasi rill pada semester I 2019 yang menunjukkan bahwa investasi paling besar berada pada sektor usaha transportasi, gudang dan telekomunikasi yakni sebesar Rp 71,8 triliun. Perolehan investasi
inline dengan kinerja sektornya di pasar modal. Indeks sektor infrastruktur, utilitas, dan transportasi selama
year to date naik 12,47% hingga Jumat (2/8). Sektor ini mencatatkan kinerja paling tinggi dibanding sektor lainnya.
Baca Juga: Indosat Ooredoo (ISAT) targetkan jaringan hingga mencapai 90% populasi di akhir tahun Analis Oso Sekuritas Sukarno Alatas menjelaskan, kinerja cemerlang sektor ini yang jauh melampaui kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (
IHSG) yang menguat 2,35% pada periode yang sama. “Kontribusi penguatan pada indeks infrastruktur disokong oleh subsektor telekomunikasi yang memiliki kontribusi 62,3% dengan menguat 28,49% sejak awal tahun,” kata Sukarno kepada Kontan.co.id, Jumat (2/8). Pada sektor telekomunikasi, emiten PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (
TLKM) menjadi yang terbesar mendukung sektor ini yang mewakili 51,5% dengan menguat 14,13% ytd, kemudian disusul PT XL Axiata Tbk (
EXCL) yang berkontribusi 4,23% menguat 64,65% ytd.
Baca Juga: Ini cuitan perang dagang Trump yang picu reaksi negatif pasar finansial global Selanjutnya, PT Smartfren Telecom Tbk (
FREN) yang berkontribusi 4,17% menguat 125,64% ytd dan terakhir PT Indosat Ooredoo Tbk (
ISAT) yang berkontribusi 2,15% menguat 93,47% ytd. Sukarno menjelaskan lebih lanjut kontribusi kedua berasal dari subsektor transportasi 12,1% dengan menguat 4,26%. PT Jasa Marga Tbk (
JSMR) tentunya juga punya kontribusi pada sektor ini sebesar 5,13% dengan menguat 37,3% ytd. Terakhir pada sektor infrastruktur PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (
TBIG) berkontribusi kontribusi 2,3% menguat 16,67% ytd.
Baca Juga: Ini cara XL Axiata (EXCL) dan Smartfren Telecom (FREN) menggaet pelanggan Kendati demikian untuk semester II 2019 Sukarno bilang kenaikannya tidak akan setinggi semester I. Menurut dia, posisi indeks infrastruktur sudah mendekati harga wajarnya. Dilihat dari rata-rata 5 tahun PER-nya berada di 43 kali dengan PER saat ini di 38,2 kali. Begitu juga dengan PBV rata-rata 5 tahunnya sebesar 3 kali dibandingkan saat ini PBV-nya di 2,8 kali. Dengan penurunan suku bunga sektor infrastruktur juga terimbas positif tetapi tidak serta merta menjadikannya unggulan.
Baca Juga: Laba bersih Telkom meningkat 27,4% menjadi Rp 11,08 triliun Sukarno spesifik mencermati saham
JSMR dan
TBIG yang menurutnya masih tergolong murah masih di bawah rata-rata industri kalau dilihat dari PE dan EV/Ebitda. Sedangkan dari PBV yang masih tergolong murah hanya JSMR. Sedangkan untuk emiten TLKM sudah berada di atas rata-rata jika dilihat dari PBV. Namun, dari segi EV/EBitda
TLKM masih tergolong murah. Kepala Riset Infovesta Utama Wawan Hendrayana menambahkan, kinerja sektor lain yang lebih bisa mendorong sektor ini dalam jangka panjang adalah dari telekomunikasi dan transportasi. “Dengan gencarnya ekspansi bidang transportasi seperti produsen mobil yang masuk ke Indonesia tentunya menaikkan kinerja sektornya secara signifikan,” jelasnya.
Editor: Wahyu T.Rahmawati