Ini alasan Adaro Energy (ADRO) tak revisi target di tengah tekanan pasar batubara



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah tekanan pasar yang ditimbulkan oleh pandemi Covid-19, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) tetap percaya diri pada pedoman kerja tahun ini yang menargetkan produksi 54 juta ton-58 juta ton batubara. Selain itu, Adaro memproyeksikan EBITDA operasional sekitar US$ 900 juta-US$ 1,2 miliar.

CEO Adaro Energy Garibaldy Boy Thohir menjelaskan, optimisme tersebut didorong oleh kondisi penjualan batubara di kuartal satu ini masih sesuai dengan proyeksi. Meski pasar ekspor Adaro seperti India melakukan lockdown dan China turun, kondisi penjualan tetap baik karena diversifikasi pasar yang dilakukan serta 90% penjualan kepada pembangkit listrik.

"Jadi kami, terus terang, masih sesuai dengan bujet yang kami buat tahun ini, walaupun memang itu challenging. Dan kami sudah fokus efisiensi di sana-sini," jelas Boy saat silaturahmi virtual, Selasa (12/5).


Baca Juga: Startup Umma milik Boy Thohir makin diminati, berharap jadi besar seperti Gojek

Efisiensi tersebut didukung pula dengan turunnya harga minyak. Sehingga, beban yang sekitar 30% dikeluarkan Adaro untuk kebutuhan bahan bakar dapat diminimalkan sejalan dengan penurunan harga minyak. Meski tak dipungkiri, harga jual batubara juga saat ini dalam tren penurunan.

Harga batubara acuan (HBA) pada Mei susut 7,08% menjadi US$ 61,11 per ton. Namun dari tren penurunan ini, Boy melihat celah yang menguntungkan pula bagi Adaro.

Baca Juga: Terkena dampak corona, Resto Hanamasa dan Travel Umroh milik Boy Thohir tutup

Editor: Wahyu T.Rahmawati