Ini opsi terberat yang dilakukan Trump untuk menekan Beijing



KONTAN.CO.ID -  WASHINGTON.  Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sedang mempertimbangkan melarang semua anggota Partai Komunis China dan keluarga mereka melakukan perjalanan ke Amerika Serikat.

Seseorang yang akrab dengan masalah tersebut mengatakan pada hari Kamis, sebuah langkah yang akan memperburuk hubungan AS-China yang sudah tegang.

Mengutip Reuters, Jumat (17/7), para pejabat senior yang membahas masalah ini telah mulai mengedarkan sebuah rancangan perintah presiden yang mungkin, tetapi pembahasannya masih dalam tahap awal dan masalah tersebut belum diajukan kepada Presiden Donald Trump, kata sumber itu, yang berbicara dengan syarat anonim.


Seperti dilaporkan New York Times, tim yang merancang kebijakan ini tengah mendiskusikan apakah mereka akan menolak visa untuk puluhan juta orang China atau tidak. Kebijakan ini akan menjadi salah satu aksi terberat Washington dalam perselisihannya dengan Beijing.

Baca Juga: Bos Facebook mengaku kecewa terhadap Trump

Larangan semacam itu, jika diterapkan, dapat menghantam Partai Komunis yang berkuasa dari tingkat tertinggi hingga terendah dan dipastikan Beijing akan melakukan pembalasan terhadap orang Amerika yang melakukan perjalanan ke China. Ini dapat mencakup tidak hanya diplomat tetapi juga eksekutif bisnis, yang berpotensi merugikan kepentingan AS di China.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying mengatakan sebelumnya tindakan seperti itu jika benar akan menyedihkan.

Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo berhenti mengkonfirmasikan bahwa itu sedang dipertimbangkan tetapi mengatakan: "Kami sedang mengerjakan jalan kami, di bawah bimbingan presiden, tentang bagaimana berpikir untuk mendorong kembali melawan Partai Komunis Tiongkok."

Baca Juga: Jajak pendapat: Mayoritas warga AS menilai tidak aman untuk membuka kembali sekolah

Sekretaris Pers Gedung Putih Kayleigh McEnany mengatakan kepada wartawan: "Kami menjaga setiap opsi di atas meja berkaitan dengan China."

Editor: Noverius Laoli