Ini penjelasan ahli soal video viral benua Australia mendekat ke Indonesia



KONTAN.CO.ID - Sebuah video mengenai benua Australia disebut semakin mendekat ke Indonesia viral di media sosial TikTok belakangan ini. Unggahan ini  salah satunya di-posting oleh akun TikTok @virgaraditya. 

Dalam unggahannya, dia sembari menuliskan caption sebagai berikut: “BENUA AUSTRALIA TERUS BERGERAK KE UTARA!!!” tulisnya. Ia sembari melampirkan sebuah video dengan narasi sebagai berikut: 

“Guys benua Australia terus bergerak ke Utara mendekati Indonesia. Kira-kira yang akan terjadi apa ya? Bergesernya benua Australia ini disebabkan oleh lempeng Bumi yang saling bertabrakan. Selain lempeng Australia yang terus bergerak lempeng Asia Pasifik ternyata juga bergerak 11 cm setiap tahunnya. Berdasarkan penelitian benua Australia terus bergerak ke utara mendekati Indonesia 7 cm setiap tahunnya. Dan jika kedua lempeng itu bertabrakan tentunya bakal ngakibatin suatu gempa yang sangat besar. Salah satunya gempa yang pernah terjadi akibat tabrakan dua lempeng bumi adalah Marcquarie yang berada di antara Selandia Baru dan Benua Antartika dengan kekuatan 8,1 SR,” ujarnya. 


Hingga kini, posting tersebut telah dilihat lebih dari 381.000 kali, disukai lebih dari 22.700 pengguna dan mendapat lebih dari 675 komentar.

Baca Juga: Kalau tsunami hantam pantai Selatan Blitar, cuma 16 menit waktu untuk selamatkan diri

Lantas, benarkah Benua Australia semakin bergerak ke Indonesia? 

Haryadi Permana, Peneliti Ahli Utama Bidang Geologi dan Tektonik LIPI, membenarkan ada pergerakan benua Australia ke Utara. Tapi, hal ini sudah terjadi sejak lama dan pergerakan tersebut dalam orde milimeter (mm) per tahun.

Dengan demikian, perlu waktu jutaan tahun untuk akhirnya benua Australia benar-benar sampai di wilayah Indonesia. “Perlu waktu sampai 5 jutaan tahun,” ujar Haryadi kepada Kompas.com, Minggu (18/7). 

Terkait pernyataan dalam video viral yang menyebutkan, pergerakan benua Australia ke Utara terjadi karena ada lempengan Bumi yang bertabrakan, Haryadi membantah hal itu. 

Dia mengatakan, pergerakan lempeng sudah ada sejak zaman dahulu, sejak lempeng Australia berpisah dengan Antartika sekitar 155 juta tahun lalu, saat Indonesia belum ada. 

Pergerakan tersebut terjadi ke arah Timur-Utara. Ketika itu Kalimantan, Malaysia, Sumatra masih menjadi bagian Eurasia. 

Baca Juga: Bukan 24 menit, potensi tsunami di Jatim bisa capai pantai Blitar dalam 20 menit

Editor: S.S. Kurniawan