Ini penjelasan lengkap pemerintah soal penyebab rekor 689 kasus baru Covid-19



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto menjelaskan penyebab tingginya angka kenaikan kasus positif Covid-19 pada Rabu (13/5/2020).  

Sebagaimana diketahui, penambahan 689 kasus Covid-19 dalam sehari merupakan yang tertinggi sejak penularan penyakit ini terjadi di Indonesia. Menurut dia, hal itu dipengaruhi mulai banyaknya daerah yang bisa melakukan pemeriksaan Covid-19 secara mandiri. 

"Kalau kita perhatikan betul sebaran kenaikan angka hari ini atau yang kemarin, kita akan melihat bahwa daerah yang punya gap pemeriksaan cukup jauh atau cukup panjang akan naik meningkat dengan cepat," ujar Yuri dalam konferensi pers di Graha BNPB, Kamis (14/5/2020).


Baca Juga: Update Corona di Indonesia, Kamis (14/5): 16.006 kasus,1.043 meninggal, 3.518 sembuh

Gap pemeriksaan yang dimaksud adalah ketika jarak yang ditempuh untuk memeriksakan spesimen dari pasien terduga positif Covid-19 ke lokasi pemeriksaan jauh. "Sebagai contoh pada data kemarin, untuk Sulawesi Tenggara mendapatkan kenaikan 91 kasus positif. Ini karena spesimen yang semula rencananya mau dikirim ke Makassar bisa diperiksa di tempat itu," kata Yuri. 

Pemeriksaan spesimen asal Sulawesi Tenggara sebelumnya terhambat keterbatasan penerbangan. Namun, karena pemerintah telah mendistribusikan cartridge untuk mesin TB-TCM (tes cepat molekuler) agar bisa dikonversi menjadi alat pemeriksaan Covid-19, kini daerah tersebut bisa memeriksa spesimen secara mandiri.

Baca Juga: Tambah 689 kasus, tambahan kasus positif corona terbanyak dalam sehari di Indonesia

Yuri menyebutkan, pengiriman cartridge diutamakan ke daerah-daerah yang jarak untuk mencapai lokasi pemeriksaan spesimennya jauh. "Sekarang bisa diperiksa sendiri. Sehingga pada hari ini (di Sulawesi Tenggara) tidak ada penambahan. Sebab semua sudah diperiksa kemarin," ujar Yuri. 

Sebelumnya, Yurianto mengatakan penambahan 689 kasus konfirmasi positif Covid-19 yang disampaikan pada Rabu (13/5/2020) berasal dari data baru. Menurut dia, pemerintah menggunakan metode polymerase chain reaction (PCR) untuk mengidentifikasi dugaan kasus Covid-19 pada individu. 

Baca Juga: Kasus Covid-19 di RI mendekati 15.000, pemerintah bantah relaksasi PSBB

"Jika positif (hasil pemeriksaan) ya langsung diumumkan positif. Sebab ini menggunakan realtime PCR," ujar Yuri ketika dikonfirmasi Kompas.com, Rabu.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie