Ini penyebab defisit transaksi berjalan melebar di kuartal kedua



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mencatat defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) naik menjadi US$ 8,4 miliar atau 3% dari PDB pada kuartal II 2019.

Menurut Kepala Ekonom BCA David Sumual, melebarnya CAD karena adanya pembayaran dividen dan adanya penurunan harga komoditas yang pada kuartal II 2019.

Baca Juga: Menguat di akhir pekan, IHSG tetap terkoreksi selama sepekan


"Harga komoditas menurun, di sisi lain pembayaran dividen juga tinggi. Tapi untungnya di sisi capital account masih bagus, jadi ada portofolio input dari pasar modal," kata David kepada kontan.co.id pada Jumat (9/8).

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan bahwa hingga akhir tahun CAD akan tetap berada dalam kisaran target BI, yaitu 2,5%-3% terhadap PDB. Menurut Perry, BI optimis CAD ada di sekitar 2,8% dari PDB untuk full-year.

David memproyeksikan angka yang sama dengan BI. Hanya, menurutnya, di kuartal III 2019 nanti defisit akan cukup tinggi, tetapi akan diimbangi di kuartal IV  yang normal sehingga angka 2,8% tersebut dapat terpenuhi.

Faktor utama adalah ekspor yang masih belum stabil karena perang dagang. Lalu dari sisi investasi langsung asing yang masih belum baik, serta adanya transisi dari pemerintahan lama ke pemerintahan baru.

Baca Juga: BI memproyeksikan defisit transaksi berjalan hingga akhir tahun 2,8% dari PDB

Editor: Noverius Laoli