Ini penyebab kerugian bersih Bintraco Dharma (CARS) tahun lalu



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun 2019 menjadi tahun yang agak menantang bagi PT Industri dan Perdagangan Bintraco Dharma Tbk (CARS). Sepanjang tahun 2019 lalu, pendapatan CARS menyusut 4,09% secara tahunan atau year-on-year (yoy) menjadi Rp 7,45 triliun. Sebelumnya, pendapatan CARS mencapai Rp 7,77 triliun di tahun 2018.

Sementara itu, posisi bottom line CARS juga berbalik. Pada tahun 2019, CARS membukukan rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk alias rugi bersih Rp 83,52 miliar. Padahal, CARS mampu mengempit laba bersih Rp 237,61 miliar di tahun 2018.

Penurunan pada sisi laba bersih terjadi seiring dengan kenaikan beban pokok pendapatan 2,13% menjadi Rp 6,73 triliun pada tahun 2019. Selain itu, beban keuangan bersih CARS pun melonjak 16,25% menjadi Rp 112,51 miliar di tahun lalu.


Baca Juga: Begini dampak pandemi corona terhadap kinerja Bintraco Dharma (CARS)

Investor Relations Bintraco Dharma Yosef mengatakan, penurunan pada sisi pendapatan dipicu oleh pertumbuhan ekonomi yang melambat menjadi 5,02% di tahun 2019 dari semula 5,17% pada tahun 2018.

Perlambatan pertumbuhan ekonomi yang demikian, menurut Yosef berdampak pada permintaan otomotif. Hal ini dibuktikan dengan turunnya penjualan mobil nasional sebesar 11% menjadi 1,03 juta kendaraan pada tahun 2019 lalu. Hal ini pada turut memengaruhi sektor pembiayaan sehingga pendapatan CARS dari segmen pembiayaan menjadi ikut terdampak.

Meski begitu, Yosef menegaskan bahwa CARS telah berupaya mengimbangi permintaan pembelian unit mobil yang lesu dengan menggenjot pendapatan pada sisi after sales. Terbukti, mengintip laporan keuangan tahun 2019, penjualan suku cadang CARS tumbuh 1,55% yoy menjadi Rp 5,10 triliun.

Baca Juga: Ini Jurus Bitraco Dharma (CARS) dan Mitra Pinasthika Mustika (MPMX) Menghadapi Corona

Pendapatan sewa operasi juga tercatat melesat 69,53% yoy menjadi Rp 130,76 miliar di tahun 2019. Sedangkan penjualan mobil turun tipis 1,55% yoy menjadi Rp 5,10 triliun di periode yang sama.

Editor: Wahyu T.Rahmawati