KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve diperkirakan akan meningkatkan suku bunga tahun depan. Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman menjabarkan beberapa efek yang akan dirasakan oleh Indonesia saat adanya pengetatan moneter negara Paman Sam tersebut. Pertama, adanya risiko peningkatan yield SBN jika tapering ini lebih cepat dari perkiraan. Namun, Faisal melihat, sebenarnya ruang untuk peningkatan yield SBN masih ada karena asumsi APBN 2021, yield SBN tenor 10 tahun sebesar 7,29% atau masih di atas yield saat ini. “Sehingga, sebenarnya manajemen fiskal kita dalam hal pembiayaan saat ini masih cukup mumpuni untuk itu. Selain itu, lembaga pemeringkat dunia juga menilai Indonesia masih tergolong investment grade dengan mayoritas outlook stabil,” ujar Faisal kepada Kontan.co.id, Selasa (1/6).
Ini risiko yang akan dihadapi Indonesia saat terjadi pengetatan moneter di AS
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve diperkirakan akan meningkatkan suku bunga tahun depan. Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman menjabarkan beberapa efek yang akan dirasakan oleh Indonesia saat adanya pengetatan moneter negara Paman Sam tersebut. Pertama, adanya risiko peningkatan yield SBN jika tapering ini lebih cepat dari perkiraan. Namun, Faisal melihat, sebenarnya ruang untuk peningkatan yield SBN masih ada karena asumsi APBN 2021, yield SBN tenor 10 tahun sebesar 7,29% atau masih di atas yield saat ini. “Sehingga, sebenarnya manajemen fiskal kita dalam hal pembiayaan saat ini masih cukup mumpuni untuk itu. Selain itu, lembaga pemeringkat dunia juga menilai Indonesia masih tergolong investment grade dengan mayoritas outlook stabil,” ujar Faisal kepada Kontan.co.id, Selasa (1/6).