KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah PT PLN (Persero) mencatatkan kerugian tahun berjalan di periode Kuartal I-2020, Institute for Energy Economics and Financial Analysis (IEEFA) meminta PLN dan pemerintah untuk merombak tata cara perencanaan dan pengelolaan kelistrikan. Menurut Peneliti IEEFA Elrika Hamdi, PLN dan pemerintah perlu menunda atau bahkan membatalkan pembangkit-pembangkit berkapasitas besar yang tidak fleksible. Sebab, Elrika menilai bahwa pembangkit jenis ini hanya akan mendatangkan beban take or pay bagi PLN. Terkhusus, bagi pembangkit di wilayah Sistem Jawa-Bali yang saat ini sudah kelebihan pasokan listrik. "PLN juga perlu melihat kemungkinan untuk melakukan decommissioning pembangkit-pembangkit yang tua dan tidak efisien. Demi kesehatan keuangan PLN," kata Elrika melalui keterangan tertulis sebagaimana yang dikutip Kontan.co.id, Selasa (16/6).
Ini saran ke PLN untuk tekan melonjaknya kerugian
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah PT PLN (Persero) mencatatkan kerugian tahun berjalan di periode Kuartal I-2020, Institute for Energy Economics and Financial Analysis (IEEFA) meminta PLN dan pemerintah untuk merombak tata cara perencanaan dan pengelolaan kelistrikan. Menurut Peneliti IEEFA Elrika Hamdi, PLN dan pemerintah perlu menunda atau bahkan membatalkan pembangkit-pembangkit berkapasitas besar yang tidak fleksible. Sebab, Elrika menilai bahwa pembangkit jenis ini hanya akan mendatangkan beban take or pay bagi PLN. Terkhusus, bagi pembangkit di wilayah Sistem Jawa-Bali yang saat ini sudah kelebihan pasokan listrik. "PLN juga perlu melihat kemungkinan untuk melakukan decommissioning pembangkit-pembangkit yang tua dan tidak efisien. Demi kesehatan keuangan PLN," kata Elrika melalui keterangan tertulis sebagaimana yang dikutip Kontan.co.id, Selasa (16/6).