Ini strategi Garuda Maintenance (GMFI) saat wabah virus corona (Covid-19)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wabah virus corona (Covid-19) memaksa banyak airline menghentikan penerbangannya. Hal ini mengakibatkan penurunan aktivitas penerbangan yang signifikan akibat banyaknya maskapai yang melakukan grounded atas mayoritas armadanya hingga penghentian operasi.

Hal tersebut mengakibatkan ketidakpastian yang signifikan terhadap bisnis MRO seiring dengan peningkatan ketidak pastian ekonomi global.

Baca Juga: Garuda Maintenance (GMFI) rugi Rp 50 miliar pada 2019, ini penyebabnya


Sejalan dengan hal tersebut, sebagai upaya untuk memitigasi risiko ketidakpastian ekonomi global di tahun 2020, PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI) akan berfokus pada peningkatan kinerja fundamental keuangan terutama pada peningkatan kinerja laba bersih, arus kas, serta peningkatan kinerja operasional guna menjamin kualitas dan on-time delivery pada perawatan pesawat sehingga mendukung operasional di industri penerbangan.

"Guna mendukung ketercapaian fokus tersebut, GMF akan melanjutkan usaha peningkatan pangsa pasar internasional dan non afiliasi, dengan penambahan kapasitas airframe yang sudah dikerjasamakan di beberapa lokasi selain Cengkareng, seperti Pondok Cabe dan Denpasar. Karenanya, perseroan optimis untuk dapat meningkatkan pangsa pasar tersebut," ujar Sekretaris Perusahaan GMFI Maryati kepada kontan.co.id, Rabu (8/4).

Selain itu, GMFI juga melakukan diversifikasi usaha dengan memprioritaskan bisnis dan segmen pasar yang memiliki margin dan likuiditas yang lebih baik, seperti perawatan pesawat Militer (Airframe, Component, Engine Maintenance), Private/Business Jet, Trading & Leasing, serta meningkatkan perawatan non aviasi khususnya bidang Industrial Gas Turbine Engine (IGTE). 

GMFI juga menjalankan Program Efisiensi dan Efektifitas Biaya. Selain itu, pada aspek operasional, GMFI akan meningkatkan Utilisasi/ Produktivitas kerja, meningkatkan penggunaan PMA Part, dan lain-lain.

Baca Juga: Ngeri, kasus virus corona tanpa gejala di China melonjak empat kali lipat

Editor: Handoyo .