KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi virus corona yang melanda Indonesia dan dunia tentu menjadi ancaman bagi kondisi finansial Badan Usaha Milik Negara (BUMN) energi, tak terkecuali PT Pertamina (Persero). Apalagi, di tengah tekanan dari virus corona, perusahaan ini tetap harus berkomitmen menyalurkan energi yang andal kepada masyarakat. Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) virtual bersama DPR RI pada Selasa (21/4) lalu, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati bilang, Pertamina mendapat tiga tekanan akibat dampak virus corona. Pertama, permintaan minyak global turun akibatnya lesunya aktivitas ekonomi sehingga menimbulkan kelebihan pasokan minyak. Kedua, harga minyak global terus mengalami penurunan sebagai akibat melimpahnya pasokan dan rendahnya permintaan. Ketiga, pelemahan kurs rupiah turut merugikan Pertamina lantaran biaya pengeluaran perusahaan ini dalam bentuk dollar AS.
Ini upaya Pertamina pertahankan kondisi keuangan di saat pandemi virus corona
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi virus corona yang melanda Indonesia dan dunia tentu menjadi ancaman bagi kondisi finansial Badan Usaha Milik Negara (BUMN) energi, tak terkecuali PT Pertamina (Persero). Apalagi, di tengah tekanan dari virus corona, perusahaan ini tetap harus berkomitmen menyalurkan energi yang andal kepada masyarakat. Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) virtual bersama DPR RI pada Selasa (21/4) lalu, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati bilang, Pertamina mendapat tiga tekanan akibat dampak virus corona. Pertama, permintaan minyak global turun akibatnya lesunya aktivitas ekonomi sehingga menimbulkan kelebihan pasokan minyak. Kedua, harga minyak global terus mengalami penurunan sebagai akibat melimpahnya pasokan dan rendahnya permintaan. Ketiga, pelemahan kurs rupiah turut merugikan Pertamina lantaran biaya pengeluaran perusahaan ini dalam bentuk dollar AS.