KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merombak posisi direksi dan komisaris di empat perusahaan konstruksi pelat merah dalam waktu berdekatan. Keempatnya adalah PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT PP Tbk (PTPP), dan PT Hutama Karya (Persero). Baca Juga: Perjalanan Budi Harto: Meniti karier di WIKA, jadi bos ADHI dan kini memimpin HK
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) WSKT menunjuk Destiawan Soewardjono sebagai direktur utama menggantikan I Gusti Ngurah Putra. Destiawan merupakan wajah lama di BUMN karya. Sebelum berlabuh di Waskita, dia sempat menjabat sebagai salah satu direktur di Wika, tepatnya Direktur Operasi III. Dia telah bergabung dengan perusahaan konstruksi itu sejak 1988. Baca Juga: Dirut baru 4 BUMN Karya, seluruhnya diduduki alumni Wijaya Karya (WIKA) Berdasarkan data LHKPN 2018, Destiawan memiliki total harta kekayaan senilai Rp 15,53 miliar. Harta kekayaan itu antara lain berupa surat berharga Rp 7,99 miliar, kas dan setara kas Rp 2,62 miliar. Destiawan juga memiliki enam aset berupa tanah dan bangunan senilai Rp 3,88 miliar di sejumlah lokasi seperti Surabaya, Bekasi dan Jakarta Timur. Dia memiliki kendaraan senilai total Rp 1,04 miliar, antara lain Toyota Camry tahun 2013 senilai Rp 200 juta, Honda HRV tahun 2015 (Rp 400 juta), serta sepeda motor Yamaha Mio tahun 2017 (Rp 12 juta). 2. Budi Harto (Dirut Hutama Karya)
Kementerian BUMN mengangkat Budi Harto sebagai Dirut PT Hutama Karya (HK) dalam RUPST Tahun Buku 2019. Sebelum di HK, dia menduduki posisi Dirut Adhi Karya. Pria asal Boyolali ini memulai kariernya di BUMN Karya sejak 1984. Budi Harto banyak menghabiskan kariernya di WIKA. Posisi tertinggi Budi di WIKA adalah wakil direktur utama yang dia emban pada 2015. Setahun kemudian, Budi ditunjuk memimpin ADHI sebagai direktur utama hingga lengser pada Kamis (4/6) lalu dan kini menjabat Direktur Utama HK.