KONTAN.CO.ID - Jakarta. Harga tes swab reverse-transcription-polymerase chainreaction (RT-PCR) tengah jadi pembicaraan publik. Penyebabnya, India menurunkan harga tes PCR hingga menjadi paling murah di dunia. Lalu bagaimana harga tes PCR di negara lain? Berikut perbandingan harga tes PCR di sejumlah negara.

Tes PCR merupakan metode yang digunakan banyak negara di dunia untuk mendeteksi keberadaan virus corona di tubuh seseorang. Bahkan, hasil tes PCR negatif kini telah menjadi syarat perjalanan baik antar negara maupun antar daerah di satu negara, pada moda transportasi yang beragam, mulai dari pesawat, kapal laut, hingga kereta api.

Lembaga konsultan layanan penerbangan yang berbasis di Inggris, Skytrax, pun membuat perbandingan harga tes PCR di 70 negara di dunia. Skytrax mencatat, terdapat perbedaan sebesar 396 dollar AS atau sekitar Rp 5,07 juta antara harga PCR termahal dan termurah di berbagai negara di dunia.

Lembaga tersebut melaporkan, Kansai International Airport di Jepang merupakan bandara dengan harga tes PCR termahal di dunia, yakni sekitar 404 dollar AS atau Rp 5,82 juta. Sementara, Mumbai Airport merupakan bandara dengan harga tes PCR termurah, yakni hanya 8 dollar AS saja atau Rp 115.200.

Baca juga: Tarif Tes PCR Dipangkas, Pengusaha Minta Subsidi

Lokasi tempat dan harga tes PCR

PCR biasanya didukung oleh lokasi bandara yang berada di negara maju, di mana beberapa faktor seperti infrastruktur, staf, dan laboratorium juga mahal. Di Eropa, harga tes PCR termurah ditawarkan oleh Riga Airport dengan tarif 44 dollar AS.

Sementara, banyak bandara di Jerman yang menawarkan tarif sekitar 80 dollar AS dan di Inggris, harga tes PCR bervariasi, yakni di kisaran 82 dollar AS hingga 135 dollar As. Di sisi lain, banyak bandara di Amerika Serikat yang saat ini belum menyediakan layanan tes PCR di tempat.

Namun, untuk beberapa bandara yang telah menyediakan layanan tersebut, Ft Launderdale Airport adalah yang termurah dengan 106 dollar AS, sementara San Fransisco Intrernational Airport 261 dollar AS.

Editor: Adi Wikanto