Intip Strategi Sejumlah Bank untuk Penuhi Ketentuan Free Float dari BEI



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perbankan tengah menyiapkan langkah untuk memenuhi batas minimum saham free float sebesar 7,5% dengan batas waktu hingga akhir tahun ini.

Surat Keputusan Direksi BEI  Nomor Kep-00101/BEI/12-2021 menyatakan jumlah saham free float paling sedikit 50 juta saham dan paling sedikit 7,5% dari jumlah saham yang tercatat pada 21 Desember 2023. Adapun ketentuan free float saham ini merupakan salah satu syarat agar bagi emiten untuk tetap tercatat di BEI.

Untuk diketahui, saat ini terdapat lima emiten perbankan yang belum memenuhi aturan itu, di antaranya Bank Permata (BNLI) dengan saham free float 0,83%, (BTPN) 6,42%, Bank Maspion (BMAS) 3,13%, Bank J Trust (BCIC) 4,19%, Bank Oke Indonesia (DNAR) 5,74%, Bank CIMB Niaga (BNGA) 6,73%, dan Bank Danamon (BDMN) 7,48%. 


Dalam memenuhi aturan tersebut, Direktur Kepatuhan Bank Oke Indonesia Efdinal Alamsyah menyebut, perseroan akan mengalihkan sebagian kepemilikan Pemegang Saham Pengendali (PSP) kepada publik. Dengan jumlah saham PSP yang harus dialihkan kepada publik sebesar 3%, sehingga kepemilikan PSP akan berkurang menjadi 90%.

Baca Juga: Jelang Berakhirnya Restrukturisasi Covid-19, OJK Pastikan Pencadangan Bank Aman

"Jadi kami tidak akan melakukan aksi korporasi, melainkan mengalihkan sebagian kepemilikan saham PSP ke publik,” ujar Efdinal.

Dikutip dari RTI Business, per 30 September 2023 pemegang saham pengendali DNAR yakni APRO FInancial Co.Ltd menggenggam kepemilikan saham 93,40%. Sementara sisanya dipegang oleh masyarakat non warkat yang hanya sekitar 4,80% dan masyarakat warkat sekitar 0,95%.

Sementara dalam memenuhi aturan free float, BNGA akan melakukan Penambahan Modal Tanpa Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) atau kerap dikenal dengan private placement. Rencana aksi korporasi tersebut akan digelar BNGA setelah mendapatkan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 9 Oktober 2023.

Dalam aksi korporasi tersebut, CIMB Niaga akan menerbitkan saham baru sebanyak 10,59 juta saham, dengan nilai nominal sebesar Rp 50 per lembar saham.

Sebagai informasi, saat ini pemegang saham Bank CIMB Niaga terdiri dari CIMB Group Sdn Bhd yang mendekap 22,99 miliar saham atau setara 91,48% dari total modal saham disetor penuh. Pemegang saham lainnya yang bukan milik publik dipegang oleh PT Commerce Kapital sebanyak 255,4 juta saham atau setara 1,02% dari total modal saham disetor penuh. 

Berdasarkan data RTI, porsi saham free float BNGA tercatat di level 6,73%. Aksi korporasi perseroan dalam memenuhi aturan free float juga salah satunya penjualan kembali saham tresuri sejumlah 188.878.782 lembar saham atau setara dengan 0,76% dari jumlah saham tercatat.

Dalam prospektus terbarunya, manajemen juga mengungkapkan penggunaan dana hasil pelaksanaan private placement akan digunakan untuk pembiayaan ekspansi kegiatan usaha dalam bentuk penyaluran kredit di seluruh segmen bisnis Perseroan. 

Adapun berdasarkan data RTI, per 31 Agustus 2023, pemegang saham pengendali Bank Danamon secara langsung dan tidak langsung yakni MUFG Bank Ltd, dengan kepemilikan saham 92,47%. Sementara saham yang dipegang oleh masyarakat non warkat sekitar 7,48% dan masyarakat warkat sekitar 0,02%. Artinya, jumlah saham free float Danamon telah mencapai batas aman sekitar 7,5% yang dapat diperdagangkan di bursa saham.

Baca Juga: OJK Mencatat 1.700 Rekening Bank Telah Diblokir Terkait Judi Online

Sementara berdasarkan data kepemilikan saham per 31 September 2023, BTPN dimiliki oleh Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC) dengan porsi kepemilikan mencapai 92,43%. Sementara, porsi kepemilikan masyarakat hanya mencapai 6,42%.

Begitu juga dengan BNLI, per 30 September 2023, sahamnya dikuasai oleh Bangkok Bank Public Company Limited dengan porsi kepemilikan 98,71%. Saham masyarakat di BNLI hanya mencapai 1,29%.

Sedangkan pengendali saham BMAS per 30 September 2023, yakni Kasikorn Vision Financial Company Pte Ltd dengan kepemilikan mencapai 62,53%. Sementara saham masyarakat di BMAS hanya mencapai 0,11%.

Adapun pengendali saham BCIC yakni J Trus Co., Ltd dengan porsi kepemilikan saham sekitar 74,16%. Adapun, J Trust Asia Pte. Ltd memiliki sebesar 19,32% dan PT JTrust Investment Indonesia sebesar 2,28%. Artinya, saham masyarakat di BCIC hanya mencapai 4,24%.

Editor: Tendi Mahadi