Investasi hilir migas tahun ini terganjal pandemi corona



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Corona (Covid-19) menghambat investasi di sektor hilir minyak dan gas bumi (migas). Gara-gara Corona, investasi hilir migas tahun ini ditaksir bakal sulit mencapai target.

Direktur Pembinaan Program Migas Kementerian ESDM Soerjaningsih mengungkapkan, target investasi hilir migas sesuai dengan rencana kerja badan usaha mencapai US$ 3,22 miliar di tahun ini. Angka itu lebih tinggi dari realisasi tahun 2019 yang sebesar US$ 1,06 miliar.

Peningkatan target tersebut terjadi karena didorong oleh investasi kilang Pertamina. Yakni peningkatan kapasitas kilang (RDMP) Balikpapan dan pembangunan kilang baru (GRR) Tuban.


Baca Juga: Saham emiten migas mulai menghijau terangkat kenaikan harga minyak

Soerjaningsih memaparkan, hingga triwulan I-2020, realisasi investasi hilir mencapai US$ 0,58 miliar atau US$ 583,15 juta. Meski begitu, realisasi di tahun ini diprediksi di bawah target awal.

Pasalnya, Pertamina sebagai kontributor terbesar dalam investasi hilir nasional, berpotensi untuk menurunkan investasi hilir dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) sebesar 38%-45%.

"Langkah-langkah Pertamina di bagian hilir cenderung hanya mengisi storage nasional dengan membeli dan mengolah crude murah untuk menjaga yield kilang dan mengoptimalkan maintenance kilang," jelas Soerjaningsih kepada Kontan.co.id, Selasa (19/5).

Sebagai informasi, dari realiasi investasi hilir migas nasional sebesar US$ 1,06 miliar pada tahun lalu, sebanyak 57,67% atau US$ 614,84 juta disumbangkan oleh Pertamina. Sementara hingga Triwulan I 2020, dari realisasi yang sebanyak US$ 583,15 juta, sebasar US$ 209,85 juta atau 35,99% berasal dari Pertamina.

Adapun, investasi hilir migas tahun 2020 didominasi oleh kegiatan pengolahan yaitu peningkatan kapasitas kilang (RDMP) dan pembangunan kilang baru (GRR) yang mencapai 80%. Selanjutnya adalah investasi di bidang pengangkutan sebesar 14%, penyimpanan 4% dan niaga 2%.

Baca Juga: Dipanggil KPPU terkait dugaan kartel harga BBM, Begini respon Shell dan Pertamina

Editor: Khomarul Hidayat