Iran dan Rusia kutuk keputusan AS yang pertahankan militernya di Suriah



KONTAN.CO.ID - JENEWA. Iran dan Rusia mengutuk keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang mempertahankan militernya di dekat ladang minyak di Timur Laut Suriah, dan menyatakan eksploitasi sumber daya tanpa izin merupakan tindakan ilegal.

Trump sebelumnya menyarankan ExxonMobil Corp atau perusahaan minyak AS lainnya untuk mengoperasikan ladang minyak di Suriah yang kemudian menuai kecaman dari ahli hukum dan energi.

Untuk itu, Menteri Pertahanan AS Mark Esper menyebutkan, negeri uak Sam akan memperkuat pasukan militernya di Suriah dengan "kekuatan mekanis" untuk mencegah pejuang negara Islam merebut ladang minyak tersebut.


Baca Juga: Sedot minyak Suriah, Trump tertarik bikin kesepakatan dengan ExxonMobil

"Ya, tampaknya Amerika Serikat tinggal untuk melindungi minyak. Dan setidaknya, Presiden Trump jujur untuk mengatakan apa yang Amerika Serikat maksud untuk melakukan itu, kata Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif dalam konferensi pers di Jenewa, Selasa (29/10) malam, seperti dikutip Reuters.

"Iran dan Rusia ada di Suriah atas undangan dari Pemerintah Suriah, dan kami bermaksud untuk tinggal di sana selama Pemerintah Suriah dan orang Suriah ingin kami berada di sana," ujarnya usai bertemu Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dan Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu.

Editor: S.S. Kurniawan