Isi risalah pertemuan The Fed: Stimulus berlanjut, tidak ada rencana bunga negatif



KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Pembuat kebijakan Federal Reserve masih berupaya menggelontorkan dana multi-triliun dolar untuk menopang pasar keuangan dan ekonomi Amerika Serikat (AS) yang terserang pandemi corona.

Di antara gagasan bank sentral AS yang dibahas pada pertemuan penetapan kebijakan bulan April lalu, menurut risalah yang dirilis Rabu (20/5) adalah pedoman lebih rinci untuk jalur suku bunga jangka pendek, dan pembatasan suku bunga jangka panjang.

Dalam pertemuan tersebut, tidak ada diskusi tentang suku bunga negatif, pendekatan kontroversial terhadap kebijakan moneter yang didukung Presiden AS Donald Trump dan telag digunakan di Eropa dan Jepang. Namun, suku bunga negatif dilihat bank sentral AS sangat berisiko dan tidak efektif.


Baca Juga: Rencana stimulus The Fed mengangkat indeks bursa Wall Street

Di tengah puluhan juta orang Amerika yang menganggur pada tingkat tercepat pasca penutupan bisnis yang meluas untuk membatasi penyebaran virus corona, The Fed telah memulai upaya habis-habisan untuk menenangkan pasar, mencegah kebangkrutan massal, dan menetapkan langkah untuk pemulihan ekonomi yang lebih cepat.

The Fed telah memangkas suku bunga mendekati nol, membeli triliunan dolar obligasi, dan memulai serangkaian program pinjaman, termasuk satu untuk bisnis menengah yang diharapkan akan diluncurkan akhir bulan ini.

Pada pertemuan 28-29 April, para pembuat kebijakan The Fed kembali berjanji untuk mempertahankan suku bunga mendekati nol sampai mereka yakin ekonomi AS berada pada jalur menuju pemulihan.

"Peserta rapat The Fed sepakat bahwa sikap kebijakan moneter saat ini tetap tepat. Mereka mencatat bahwa Komite The Fed pada pertemuan mendatang, lebih lanjut memperjelas niatnya sehubungan dengan keputusan kebijakan moneter masa depan," demikian risalah pertemuan The Fed yang dirilis Rabu (20/5).

Beberapa peserta rapat The Fed mengusulkan pedoman ke depan yang lebih tepat untuk jalur suku bunga The Fed, seperti mengikat setiap perubahan pada suku bunga untuk mencapai target ekonomi spesifik pada pengangguran atau inflasi.

Kemungkinan lain yang dibahas termasuk memberikan panduan tentang pembelian obligasi dan menggunakan pembelian US Treasury untuk membatasi biaya pinjaman jangka panjang, sebuah pendekatan yang digunakan oleh beberapa bank sentral global lainnya.

"Pejabat The Fed tetap khawatir pandemi ini dapat memiliki efek lebih lama," kata Paul Ashworth, kepala ekonom A.S. untuk Capital Economics yang dikutip Reuters.

Baca Juga: Anjlok dua kuartal berturut-turut, ekonomi Jepang masuk jurang resesi

Editor: Khomarul Hidayat