KONTAN.CO.ID - Dua konglomerat terkaya dunia yakni Pendiri Amazon Jeff Bezos dan CEO Tesla Elon Musk sependapat bahwa kita membutuhkan lebih banyak manusia. Meski kedua miliarder ini bersaing di bisnis luar angkasa, Bezos memiliki Blue Origin dan Musk memiliki SpaceX, namun mereka sepakat mengenai aspek-aspek tertentu dari masa depan umat manusia. “Saya pikir dalam banyak upaya ini, kami memiliki pemikiran yang sama,” kata Bezos dalam episode
Lex Fridman Podcast yang dirilis minggu ini.
Bezos menambahkan bahwa ia tidak terlalu mengenal Elon Musk namun dia menyukai gagasan untuk menjalin persahabatan dengannya.
Baca Juga: Jeff Bezos Ungkap Alasan Utama Tinggalkan Jabatan CEO Amazon Ketika ditanya apa harapannya bagi masa depan umat manusia di luar angkasa ratusan atau ribuan tahun dari sekarang? Bezos menjawab: “Saya ingin sekali melihat, satu triliun manusia hidup di tata surya. Jika kita mempunyai satu triliun manusia, kita akan mempunyai seribu Mozart dan seribu Einstein. Tata surya kita akan penuh dengan kehidupan, kecerdasan, dan energi.” Apa yang dilakukan perusahaan seperti Blue Origin dan SpaceX adalah menciptakan infrastruktur luar angkasa yang bisa digunakan generasi mendatang untuk membangun hal-hal yang lebih besar. “Saat saya memulai Amazon, saya tidak perlu mengembangkan sistem pembayaran. Itu sudah ada. Namanya kartu kredit,” ujarnya.
“Saya tidak perlu mengembangkan sistem transportasi untuk mengirimkan paket. Itu sudah ada. Itu disebut layanan pos dan Royal Mail dan Deutsche Post. Jadi semua infrastruktur pengangkut barang berat ini sudah ada. Dan saya bisa berdiri di atas bahunya.”
Baca Juga: Kekayaannya Tembus US$ 43,6 Miliar, Prajogo Pangestu Masuk Peringkat 27 Terkaya Dunia Bezos mengatakan bahwa dia ingin menggunakan Amazon untuk membangun infrastruktur berat yang akan digunakan pengusaha ruang angkasa generasi mendatang. “Ketika Anda dapat memulai perusahaan luar angkasa yang sangat berharga di kamar asrama, maka kita tahu bahwa kita telah membangun infrastruktur yang cukup sehingga kecerdikan dan imajinasi dapat benar-benar dilepaskan,” katanya. “Menurutku itu sangat menarik.”
Editor: Noverius Laoli