Jelang liburan, penjualan ritel AS mulai tunjukkan pertumbuhan



KONTAN.CO.ID -  NEW YORK. Penjualan ritel AS melonjak pada Oktober karena orang Amerika dengan bersemangat memulai belanja liburan mereka lebih awal untuk menghindari rak kosong di tengah kekurangan beberapa barang karena pandemi yang sedang berlangsung, memberi dorongan ekonomi pada awal kuartal keempat.

Mengutip Reuters (17/11), penjualan ritel melonjak 1,7% di periode tersebut dan menjadi kenaikan terbesar sejak Maret, setelah naik 0,8% pada September. Ini merupakan kenaikan berturut-turut dalam tiga bulan terakhir.

Capaian tersebut melampaui ekspektasi ekonom untuk kenaikan 1,4%. Sementara itu, penjualan keseluruhan melonjak 16,3% tahun-ke-tahun di bulan Oktober dan 21,4% di atas tingkat pra-pandemi.


Kondisi tersebut menunjukkan inflasi yang tinggi belum mengurangi pengeluaran, bahkan ketika kekhawatiran tentang kenaikan biaya hidup mengirim sentimen konsumen jatuh ke level terendah 10 tahun pada awal November. 

Baca Juga: Wall Street kompak menghijau, S&P 500 terangkat data penjualan ritel

Meningkatnya kekayaan rumah tangga, berkat pasar saham dan harga rumah yang kuat, serta penghematan besar-besaran dan kenaikan upah tampaknya menjadi bantalan konsumen terhadap inflasi tahunan tertinggi dalam tiga dekade.

"Lebih penting untuk melihat apa yang konsumen lakukan daripada apa yang mereka katakan. Mereka khawatir tentang inflasi yang lebih tinggi, tetapi mereka masih dalam kondisi yang baik dan terus berbelanja." kata Gus Faucher, kepala ekonom di PNC Financial di Pittsburgh, Pennsylvania. 

Peningkatan luas dalam penjualan yang terjadi di Oktober sebagian mencerminkan harga yang lebih tinggi karena inflasi konsumen bulanan melonjak 0,9% pada Oktober, yang mendorong tingkat tahunan menjadi 6,2%.

Penjualan ritel sebagian besar terdiri dari barang, dengan layanan, termasuk perawatan kesehatan, pendidikan, dan akomodasi hotel, merupakan bagian yang tersisa dari pengeluaran konsumen. 

Baca Juga: Pergerakan Rupiah Hari Ini (16/11) Terungkit Data Ekonomi

Editor: Noverius Laoli