Jenderal AS: Ada risiko rendah hingga menengah Rusia bakal serang Ukraina



KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Jenderal tertinggi AS untuk Eropa mengungkapkan pada Kamis (16/4/2021), ada risiko "rendah hingga menengah" bahwa Rusia akan menginvasi Ukraina dalam beberapa minggu ke depan. Ini merupakan penilaian militer pertama AS di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang pergerakan pasukan Rusia menuju perbatasan Ukraina.

Melansir Reuters, Jenderal Angkatan Udara Tod Wolters menolak untuk menjelaskan hasil investigasi intelijen yang mendorong penilaiannya, yang tidak menunjukkan militer AS memprediksi akan terjadinya invasi Rusia pada saat ini. Namun dia tidak mengesampingkan atau mengecilkan risikonya.

Akan tetapi, dalam kesaksian di depan komite DPR, dia kemudian menyatakan pandangannya tentang risiko serangan dalam beberapa minggu dan bulan mendatang. Sebagian prediksi itu didasarkan pada disposisi pasukan Rusia.


Pentagon menolak merinci penilaiannya tentang ukuran dan komposisi pasukan Rusia. Namun, Gedung Putih pada pekan lalu mengungkapkan bahwa Rusia memiliki lebih banyak pasukan di perbatasan timur Ukraina dibanding sebelumnya sejak 2014, ketika mencaplok Krimea dan mendukung penyitaan wilayah separatis.

Baca Juga: AS beri sanksi, Rusia: Kami berulang kali peringatkan, respons kami tak terhindarkan

Saat ditanya oleh anggota parlemen di Komite Angkatan Bersenjata untuk perkirakan kemungkinan invasi dalam beberapa minggu ke depan, Wolters berkata: "Rendah hingga menengah."

Saat kembali dicecar oleh anggota parlemen lain untuk menjelaskan apakah risiko itu akan berubah setelah periode itu, Wolters tetap menutup kartunya, dengan mengatakan: "Jawabannya adalah, itu tergantung."

Baca Juga: Redakan ketegangan, Jerman dan AS minta Rusia tarik pasukan dari perbatasan Ukraina

"Dan saya harus mengambil setiap detik dari hari ini dari titik ini hingga besok untuk memberi Anda jawaban yang berbeda," kata Wolters, yang merupakan kepala Komando Eropa militer AS sekaligus komandan sekutu tertinggi NATO di Eropa.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie