Jenderal Li Shangfu Menghilang, Ini Dugaan Kasus yang Membelitnya



KONTAN.CO.ID - BEIJING. Jenderal Li Shangfu, seorang veteran dalam upaya modernisasi militer China, naik pangkat menjadi menteri pertahanan pada tahun 2023.

Namun, hanya dalam kurun waktu enam bulan, ia menghilang dari hadapan publik. Kabar terkini, Li tengah diselidiki atas kasus korupsi.

Melansir Reuters, Jenderal Li menjadi terkenal di bawah kebijakan penguatan militer oleh Presiden Xi Jinping selama satu dekade berkuasa, saat hubungan China dengan Amerika Serikat memburuk karena berbagai masalah termasuk Taiwan.


Namun, bagian dari upaya Xi untuk meningkatkan kekuatan tempurnya adalah memberantas korupsi yang telah lama menjangkiti militer China dan lembaga-lembaga negara lainnya.

Sebelumnya, Jenderal Li merupakan seorang pemimpin pengembangan ruang angkasa dan perang siber China dan kemudian menjabat sebagai kepala pengadaan militer. Kemudian, dia diangkat menjadi menteri pertahanan pada bulan Maret.

Setelah dia menghilang dari pandangan publik pada bulan Agustus dan melewatkan pertemuan-pertemuan penting, termasuk dengan setidaknya satu mitra asing, Reuters melaporkan pada hari Jumat lalu bahwa Jenderal Li sedang diselidiki dalam sebuah penyelidikan yang luas atas pengadaan peralatan militer.

Reuters tidak dapat memastikan pembelian apa saja yang sedang diselidiki.

Baca Juga: Pejabat AS Curiga Menhan China yang Hilang Berada di Dalam Tahanan Rumah

Kementerian Pertahanan China tidak menanggapi permintaan komentar. Juru bicara Kementerian Luar Negeri mengatakan kepada para wartawan pada hari Jumat lalu bahwa ia tidak mengetahui situasi tersebut.

Meskipun jabatannya sebagai menteri pertahanan dipandang sebagai jabatan yang sebagian besar bersifat diplomatik dan seremonial, Jenderal Li merupakan salah satu dari lima anggota dewan negara China, sebuah jabatan di Kabinet yang melebihi menteri-menteri lainnya.

Dia juga memiliki peran yang lebih terbuka dibandingkan yang lain di Komisi Militer Pusat (CMC), badan pertahanan tertinggi China, yang dikomandoi oleh Xi.

Hubungannya dengan AS, yang memberikan sanksi kepada Jenderal Li pada tahun 2018 karena membeli senjata dari Rusia, telah menentukan peran yang diembannya.

Masa jabatan Jenderal Li dimulai ketika Washington berusaha memulihkan dialog dan komunikasi militer yang dibekukan Beijing sebagai reaksi atas kunjungan ke Taiwan pada tahun 2022 oleh Ketua DPR AS saat itu, Nancy Pelosi.

Para pejabat China telah berulang kali mengatakan bahwa AS harus mencabut sanksi terhadap Jenderal Li jika ingin melanjutkan komunikasi militer tingkat tinggi - sebuah dinamika yang berisiko karena Washington dan Beijing berdebat tentang berbagai masalah mulai dari perdagangan hingga Taiwan.

Pada bulan Juni, Beijing menolak permintaan AS untuk bertemu dengan Menteri Pertahanan Lloyd Austin di sebuah forum keamanan tahunan yang terkenal di Singapura. Pertemuan mereka berakhir dengan jabat tangan.

Pada forum tersebut, Jenderal Li memperingatkan bahwa konflik dengan AS akan menjadi "bencana yang tak tertahankan", tetapi China lebih memilih dialog daripada konfrontasi.

Baca Juga: Taiwan: Jika China Bergerak Lagi, Tugas Angkatan Bersenjata adalah Berperang

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie