Jika pasien corona melonjak sangat tinggi, ini yang Singapura lakukan



KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Perdana Menteri Lee Hsien Loong menyatakan, jika jumlah pasien virus corona melonjak sangat tinggi, Singapura tidak akan mengisolasi setiap kasus seperti yang mereka lakukan sekarang.

Menurut Lee, mayoritas pasien Covid-19, sekitar 80% hanya mengalami gejala ringan. Dan, yang paling berisiko adalah orangtua dan mereka yang memiliki penyakit lain yang sudah ada sebelumnya.

"Jadi, dengan jumlah yang lebih besar, hal yang masuk akal adalah merumahsakitkan hanya kasus yang lebih serius, dan mendorong mereka yang memiliki gejala ringan untuk datang ke dokter keluarga mereka dan beristirahat di rumah, mengisolasi diri mereka sendiri," kata Lee dalam pidato yang disiarkan langsung televisi, Kamis (12/3).


"Dengan cara ini, kami memfokuskan sumber daya pada yang sakit parah, mempercepat waktu respons kami, dan mudah-mudahan, meminimalkan jumlah kematian," ujar Lee seperti dikutip Channelnewsasia.com.

Baca Juga: Duh, dua WNI lagi positif virus corona di Singapura

Saat ini, Kementerian Kesehatan sedang mengonversi tempat tidur, unit perawatan intensif, dan fasilitas rumahsakit lainnya di Singapura untuk menambah kapasitas, kelak guna menampung lonjakan pasien virus corona.

"Tetapi yakinlah, setiap warga Singapura yang membutuhkan perawatan medis mendesak, apakah itu Covid-19 atau penyakit lain, akan mendapat perawatan," tegas Lee.

Di pidato yang sama, Lee memperingatkan, Singapura menghadapi "situasi serius", dengan "kemungkinan lonjakan" kasus-kasus baru virus corona, lebih banyak kluster, dan gelombang baru infeksi dari negara lain.

Tapi, Lee menegaskan, situasi tetap terkendali dan Singapura tidak akan mengerek Kondisi Sistem Penanggulangan Penyakit (DORSCON) ke level Merah.

Baca Juga: Perdana Menteri Lee: Singapura hadapi situasi serius virus corona

Editor: S.S. Kurniawan