Jumlah kasus positif corona di Indonesia masih tinggi, lantas bagaimana prediksinya?



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Indonesia kembali mengumumkan 1.198 kasus baru virus corona pada Minggu (28/6/2020). Penambahan ini membuat jumlah total kasus virus corona di Indonesia menjadi sebanyak 54.010. Adapun jumlah pasien sembuh sebanyak 22.936 orang atau bertambah 1.027 orang dari hari sebelumnya. 

Kemudian, jumlah kasus kematian total meningkat sebanyak 34 kasus menjadi 2.754. Kasus-kasus ini tersebar di 34 provinsi dan 448 kabupaten/kota di Indonesia. Di lingkup global, kasus corona juga masih terus mengalami peningkatan. 

Baca Juga: PSBB di Kota Tangerang kembali diperpanjang hingga 12 Juli, ini kata pemkot


Menurut Worldometers ada lebih dari 10 juta kasus Covid-19 yang telah dikonfirmasi dari berbagai negara di dunia. Lantas, apakah jumlah kasus ke depannya akan masih terus mengalami peningkatan?  Eliminasi Covid-19

Menurut Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman, tren global, regional, dan nasional relatif sama. Selain itu, beberapa studi terbaru memperlihatkan besarnya tantangan penemuan obat dan vaksin untuk Covid-19 ini "Maka tidak ada pilihan lain bagi dunia termasuk Indonesia untuk melakukan program eliminasi Covid-19," tuturnya saat dihubungi Kompas.com, Minggu (28/6/2020). 

Sementara itu, melihat jumlah kasus harian Covid-19 yang dilaporkan di Indonesia saat ini, Dicky menyebut kemungkinan peningkatan kasus masih dapat terjadi dalam beberapa waktu ke depan. "Akan terus terjadi (tren peningkatan kasus), karena kasus positif saat ini atau meninggal karena Covid-19 adalah buah dari penularan yang terjadi 2 minggu lebih yang lalu (inkubasi terlama sampai 28 hari)," jelas Dicky. 

Belum puncak 

Meskipun jumlah kasus baru yang dilaporkan setiap harinya di Indonesia telah memasuki angka rata-rata 1.000, Dicky menyebut bahwa kondisi tersebut belum menunjukkan puncak. "Belum puncak dan potensi naiknya sangat besar," ujarnya. 

Baca Juga: IKAPPI: Penerapan ganjil genap di pasar justru memperbanyak risiko penularan Covid-19

Editor: Handoyo .