Jurus Adaro Energy (ADRO) tangkal dampak merosotnya harga batubara akibat corona



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) masih terus menjalankan efisiensi dan kontrol biaya, guna memitigasi tekanan pasar dan harga batubara di tengah kondisi pandemi corona (covid-19).

Maklum, harga batubara yang tercermin dari Harga Batubara Acuan (HBA) pada Mei melanjutkan tren penurunan, yang merosot 7.08% menjadi US$ 61,11 per ton.

Head of Corporate Communication Adaro Energy, Febriati Nadira, menyatakan, harga batubara merupakan faktor yang tidak dapat dikontrol perusahaan. ADRO pun memperkirakan, tantangan di pasar dan harga batubara akan terus berlanjut di tahun 2020 ini.


Baca Juga: Saham Pertambangan Emas Mengkilap, Saham Batubara Makin Gelap

Untuk itu, ADRO berupaya mempertahankan kinerja yang solid melalui model bisnis yang terintegrasi. Dengan begitu, sambung Nadira, ADRO akan terbantu untuk tidak tergantung dengan fluktuasi harga batubara.

Ia pun mengatakan bahwa anak-anak perusahaan ADRO di pilar utama terlibat dalam setiap bagian rantai pasokan batubara.

"Sehingga perusahaan dapat mengontrol biaya, meningkatkan efisiensi dan mengurangi risiko pihak ketiga, serta eksekusi strategi demi kelangsungan bisnis" kata Nadira kepada Kontan.co.id, Minggu (10/5).

Nadira mengatakan, hingga saat ini pihaknya belum akan mengubah panduan produksi di tahun 2020. Sedangkan dari sisi penjualan, ia pun menyebut bahwa pengiriman masih berjalan sesuai jadwal.

Dengan begitu, Nadira memastikan ADRO akan tetap melakukan kegiatan operasi dan eksplorasi sesuai rencana tambang perusahaan, dengan tetap meningkatkan keunggulan operasional.

Baca Juga: Jadi indeks dengan penurunan paling tipis, begini prospek saham pertambangan

Adapun, mematok target produksi batubara sekitar 54 juta—58 juta ton pada tahun ini. Jumlah tersebut sedikit melampaui target tahun 2019 yang ada dikisaran 54 juta—56 juta ton.

Editor: Noverius Laoli