KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia segera memasuki kenormalan baru (new normal) dalam menghadapi pandemi corona (covid-19). Pemerintah pun telah menyiapkan skenario dan protokol untuk menyokong kebijakan tatanan baru tersebut. Kepala Lembaga Manajemen FEB Universitas Indonesia Toto Pranoto mengatakan, penyesuaian di tengah kondisi pandemi menjadi kewajaran yang sulit terhindarkan. Menurutnya, ketika ekonomi terpuruk seperti saat ini, skenario dan protokol new normal diperlukan agar ekonomi bisa bergerak secara gradual.
"Pemberlakuan New Normal pada akhirnya memang harus diberlakukan dengan beberapa syarat dan ketentuan yang berlaku ketat. Intinya Ekonomi diupayakan bergerak secara gradual sambil menjalankan protokol New Normal dengan ketat, law enforcement diberlakukan tegas dan konsisten," ujar Toto kepada Kontan.co.id, Selasa (26/5).
Baca Juga: Ini daftar provinsi dan kabupaten kota yang dijaga TNI & Polri dalam penerapan PSBB Toto, yang juga merupakan pengamat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini menyatakan bahwa perusahaan plat merah bisa menjadi pionir dalam penerapan kondisi new normal ini. Apalagi, Menteri BUMN Erick Thohir juga sudah menerbitkan surat edaran terkait dengan persiapan new normal tersebut.
Lebih lanjut, Toto menyebut bahwa pandemi corona sudah berdampak signifikan pada sebagian besar pelaku usaha, termasuk BUMN. Misalnya, terhadap kinerja dan target perusahaan, arus kas, terjadinya gagal bayar hutang jatuh tempo, hingga merumahkan karyawan. Dengan new normal, kata Toto, maka pelaku usaha pun bisa mendapatkan kesempatan untuk kembali mendenyutkan bisnisnya. Hanya saja, Toto menekankan protokol atau regulasi terkait new normal ini wajib untuk ditaati dan diawasi secara ketat. Zonasi terhadap lokasi kantor pun mesti menjadi pertimbangan.
Baca Juga: Hippindo sambut baik pemberlakuan protokol kesehatan di pusat perbelanjaan "Kalau periode PSBB terus diperpanjang, nafas ekonomi sebagian besar dunia usaha termasuk BUMN akan semakin sulit. Maka new normal memberikan harapan baru bagi kembalinya nafas ekonomi. Sepanjang lokasi kantor ada di zona hijau dan protokol covid dijalankan dengan ketat, saya kira kebijakan ini bisa ditolerir," ungkap Toto.
Editor: Noverius Laoli