KONTAN.CO.ID - BOJONEGORO. ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) telah memulai kegiatan produksi minyak dari Lapangan Kedung Keris di Blok Cepu. Sekitar 5.000 barel per hari (bph) minyak berhasil dialirkan dari Kedung Keris di awal produksi. Presiden ExxonMobil Cepu Limited, Louise McKenzie mengungkapkan, produksi Kedung Keris dapat ditingkatkan hingga menjadi 10.000 bph pada saat puncak produksi. Louise bilang, hasil produksi dari Kedung Keris semakin memperkuat posisi Blok Cepu sebagai tulang punggung produksi minyak nasional dengan kontribusi sekitar 25%.
Baca Juga: Kemenperin beri penghargaan industri hijau kepada Bogasari Bersama dengan para mitra, sambung Louise, Lapangan Kedung Keris telah menghasilkan minyak lebih cepat dari target, yakni sejak 22 November lalu dengan mencatatkan lebih dari 2 juta jam keselamatan kerja. Adapun, mitra Exxon di Blok Cepu adalah Pertamina EP Cepu dan Badan Kerjasama PI Blok Cepu. "Laju produksi ini diharapkan dapat membantu mempertahankan produksi rata-rata Blok Cepu yang saat ini memproduksi lebih dari 25% produksi minyak nasional," kata Louise dalam sambutan di acara peresmian produksi minyak perdana Lapangan Kedung Keris, Selasa (17/12). Dalam kesempatan yang sama, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengamini bahwa Blok Cepu kini menjadi tulang punggung produksi minyak nasional. Dwi bilang, Blok Cepu yang dikelola ExxonMobil telah menggeser Blok Rokan yang digarap PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) sebagai produsen minyak terbesar. Dengan adanya tambahan produksi dari Kedung Keris ini, Dwi optimistis pada tahun depan Blok Cepu bisa tetap menggantikan Blok Rokan sebagai penyokong produksi minyak nasional. Sebab, pada tahun depan produksi Blok Rokan diproyeksikan masih akan merosot seiring dengan masa transisi alih kelola menjelang akhir kontrak.
Baca Juga: Pemerintah diminta revisi aturan penyaluran BBM di level hilir Saat ini, kata Dwi, Blok Rokan memproduksi minyak sekitar 190.000 bph. Sedangkan produksi Blok Cepu, sudah mencapai di angka 216.000 bph. Dwi pun berharap, pada tahun depan Kedung Keris sudah bisa berproduksi maksimal dengan 10.000 bph. "2018 produksi minyak tertinggi masih Chevron (Rokan), 2019 sudah disalip oleh Exxon Cepu. Disaat yang sama Rokan terus
decline, di Cepu justru ada potensi meningkat. Mudah-mudahan sudah bisa masuk tambahan 10.000 bph," kata Dwi. Terkait optimalisasi produksi, Dwi mengungkapkan bahwa berdasarkan uji produksi maksimal atau
High Rate Test (HRT), fasilitas produksi di Blok Cepu sanggup menghasilkan minyak hingga 235.000 bph. Namun, untuk dapat memproduksi minyak dengan kapasitas maksimal itu, Exxon harus terlebih dulu mengantongi izin lingkungan alias izin Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Pasalnya, AMDAL yang ada saat ini masih mencantumkan produksi maksimal di angka 220.000 bph.
Editor: Tendi Mahadi