KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Badan Usaha milik Negara (BUMN) akhirnya meresmikan enam
Subholding Pertamina pada Jumat (10/9) di Jakarta. Manajemen Pertamina memastikan, setelah menuntaskan proses restrukturisasi melalui penandatanganan sejumlah dokumen legal (
legal end-state) awal September lalu, Pertamina mengukuhkan tekadnya untuk mengejar aspirasi pemegang saham mencapai nilai pasar US$ 100 miliar dan Global Energy Champion pada tahun 2024. Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan bahwa selama delapan bulan ini, Kementerian BUMN terus melakukan transformasi BUMN yang termasuk dalam 88 proyek strategis BUMN hingga tahun 2023 yang telah disampaikan kepada Presiden Joko Widodo.
“Dari 88 proyek yang kami targetkan itu, alhamdulillah di tahun ini 90% terjadi. Dan tentu banyak dari transformasi ini ada di Pertamina,” ucap Erick dalam keterangan resmi, Jumat (10/9).
Baca Juga: Sebulan alih kelola, Pertamina Hulu Rokan berupaya menjaga target lifting tahun ini Erick menambahkan, Jokowi berharap Pertamina terus meningkatkan pelayanan publik, tetapi yang terpenting adalah membangun ekosistem supaya Pertamina bisa bersaing dan mendorong
value added. Ia juga mengingatkan agar lompatan-lompatan yang sudah berjalan saat ini, tetap terjaga dan sesuai dengan
5 Key Performance Indicator di Kementerian BUMN, yakni menyeimbangkan antara korporasi dan pelayanan publik, kembali kepada
core business dan menjadi
excellent, inovasi digital dan R&D untuk menjadikan Pertamina
Technology Company, dan transformasi
Human Capital. “Buktikan kepada dunia, Indonesia juga bisa punya perusahaan yang valuasi-nya mencapai US$ 100 billion (miliar). Kita bisa, dan saya yakin
legacy ini untuk kita semua. Saya memastikan transformasi akan tetap berjalan, karena ini bagian terpenting buat kita sebagai bangsa besar. Tidak mungkin kita akan terus menjadi bangsa besar kalau tidak ada ketahanan energi,” imbuh Erick. Pada acara peresmian tersebut, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, holding migas yang dibentuk sejak tahun 2018 terus berjalan. Walaupun tahun lalu dunia diterpa pandemi COVID-19, namun sesuai arahan pemegang saham agenda transformasi tidak boleh berhenti, bahkan harus dipercepat.
Baca Juga: Kinerja terjaga, TubanPetro komitmen terus dukung penanganan Covid-19 “Saya mengucapkan terima kasih kepada Pak Menteri selaku pemegang saham yang membawa agenda ini ke rapat-rapat sesama kementerian maupun ke Ratas, sehingga berbagai regulasi akhirnya berhasil kita dapatkan pada akhir Agustus kemarin,”ungkap Nicke. Menurut Nicke, transformasi yang dijalankan Pertamina ini sejalan dengan global
transition yang terjadi, dimana pemerintah memberikan komitmennya untuk melakukan transisi energi sesuai dengan
Paris Agreement. Sehingga Pertamina harus mendukung langkah ini, karena Pertamina adalah satu-satunya perusahaan milik negara yang terintegrasi dari hulu ke hilir yang menjadi andalan dan memberikan kontribusi besar dalam suplai energi bagi negara. Nicke menyampaikan Pertamina memiliki 3 tugas yang harus dilakukan secara paralel, yakni Pertamina harus menyediakan dan mendistribusikan untuk seluruh masyarakat Indonesia dan juga industri. Namun, Pertamina juga ditantang untuk melakukan pengembangan dan melangkah untuk menjawab energi transisi.
Baca Juga: Kilang Pertamina Cilacap tingkatkan efisiensi dengan LNG Editor: Anna Suci Perwitasari