Kemendag Diminta Tidak Buru-buru Terbitkan Izin Impor Sapi Bakalan, Ini Alasannya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) Hermanto Siregar meminta, Kementerian Perdagangan (Kemendag) tidak terburu-buru dalam menerbitkan izin impor sapi bakalan asal Australia.

Hermanto menegaskan, Kemendag sedianya dapat mengutamakan para peternak sapi lokal sebelum menerbitkan izin impor.

Hal tersebut disampaikan oleh Hermanto begitu ia disapa menanggapi rencana untuk mengimpor sapi bakalan sebanyak 400 ribu ekor yang dilakukan Kementerian Perdagangan atau Kemendag RI.


“Tentu harus dipertimbangkan timingnya. Tidak bisa 400 ribu sapi bakalan masuk ke dalam negeri sekaligus, karena akan menyebabkan anjloknya harga daging sapi,” kata Hermanto, dalam keterangannya pada Rabu (14/2/2024).

Baca Juga: Kuota Impor Sapi Tahun 2024 di Bawah Kebutuhan, Efeknya bisa Positif Untuk Emiten Ini

Hermanto mengingatkan, bahwa sapi bakalan membutuhkan waktu untuk penggemukan sebelum disembelih dan siap untuk dipasarkan.

Atas dasar itu, menurut Hermanto, timing dari impor tersebut juga harus dipikirkan Kementerian Perdagangan RI.

“Bakalan sapi membutuhkan waktu untuk penggemukan sebelum disembelih dan siap dipasarkan,” papar Hermanto.

Ia menegaskan, Kemendag juga harus memperhitungkan secara cermat beberapa sapi bakalan yang masuk dari Australia guna memenuhi kebutuhan daging di dalam negeri.

“Sehingga, harus diperhitungkan secara cermat berapa banyak yang harus masuk untuk memenuhi kebutuhan daging bulan Ramadhan, berapa untuk bulan Syawal, dan berapa untuk Idul Adha nanti. Juga persebarannya di beberapa daerah, jangan menumpuk di satu daerah tertentu,” ujarnya.

Sementara itu, DPR RI menyayangkan karena dianggap tidak memikirkan  nasib peternak sapi lokal yang saat ini masih dalam proses recovery akibat penyakit mulut dan kuku (PMK). 

Karena itu, Kementerian Perdagangan (Kemendag) diminta tidak gegabah keluarkan izin ini.

Baca Juga: Pemerintah Tetapkan Kuota Impor Daging Sapi Tahun 2024 Sebesar 145.251 Ton

'Kita akan pertanyakan informasi ini. Kita minta Kemendag jangan dulu keluarkan izin, sebelum semuanya jelas. Itu impornya kan besar sekali," kata Anggota Komisi IV DPR, Andi Akmal Pasluddin.

Editor: Yudho Winarto