Kemenkeu akui sulit membaca arah kebijakan The Fed selanjutnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Sentral Amerika Serikat (AS) alias The Federal Reserve memangkas suku bunga sebesar 0,25%. Namun, Gubernur The Fed Jerome Powell memberi sinyal penurunan suku bunga tak akan berlanjut untuk periode yang panjang. 

Pernyataan tersebut direspon negatif oleh para pelaku pasar yang sebelumnya memperkirakan stance yang lebih dovish dari The Fed.

Baca Juga: Tekan defisit, BPJS Kesehatan berharap iuran segera dinaikkan


Begitu pula dengan Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Suahasil Nazara yang mengaku sulit membaca arah kebijakan bank sentral yang bermarkas di Washington tersebut. 

“Saat ini ada sinyal yang berbeda, analisis berbeda, yang muncul ke permukaan dibandingkan sebelumnya. Ini membuat kita sulit memetakan sampai pada tingkat mana The Fed akan menurunkan suku bunga atau menahannya,” ujar Suahasil dalam diskusi dan peluncuran laporan Tinjauan Ekonomi, Keuangan, dan Fiskal 2019, Kamis (1/8). 

Suahasil menilai, tampaknya memang ada kegamangan dari The Fed sendiri dalam mengambil keputusan suku bunga kali ini. Hal ini ditunjukkan oleh adanya perbedaan opini dari dua anggota dewan gubernur The Fed yang mengusulkan suku bunga tetap di tahan untuk saat ini. 

Baca Juga: Sri Mulyani jelaskan tantangan dalam mengelola dana abadi untuk riset

Di sisi lain, para pelaku pasar telah menaruh harapan tinggi terhadap kebijakan moneter AS yang lebih longgar. “Saya pikir kondisi indeks Dow Jones semalam sudah menunjukkan ‘hukuman’ pasar bagi The Fed,” pungkasnya. 

Menarik dampaknya ke Indonesia, Suahasil mengatakan, saat ini pemerintah tengah dalam proses menyusun RAPBN 2020. Dalam penyusunan anggaran negara tersebut, dibutuhkan kemampuan memprediksi arah kebijakan dan perekonomian global secara menyeluruh.

Editor: Tendi Mahadi