Kementan Terus Dorong Pertumbuhan Petani Milenial di DIY



KONTAN.CO.ID -  YOGYAKARTA. Pertumbuhan dan resonansi petani milenial hingga 2,5 juta petani pada tahun 2024, merupakan program superprioritas Kementerian Pertanian (Kementan).

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL), menekankan pentingnya pengembangan SDM untuk menuju pertanian maju, mandiri dan modern. 

“Modern itu berarti di dalamnya kita bicara SDM. Bagaimana mau cepat kalau masih pakai kendaraan kemarin. Bagaimana mau maju kalau ilmunya, teknologinya, mekanisasinya masih seperti yang kemarin,” kata Syahrul.


Ia berharap pertanian menjadi penopang utama bagi hadirnya solusi bangsa dan negara.  “Bagaimana caranya produktivitas meningkat, sistem pengolahannya maju. Pertanian harus maju, mandiri, modern menggunakan riset, sains dan teknologi,” paparnya.

Baca Juga: Kisah Sukses Petani Banyuwangi Raup Omzet Ratusan Juta Rupiah Berkat Listrik PLN

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, berharap hadirnya petani milenial atau  Duta Petani milenial (DPM) dan Duta Petani Andalan (DPA) mampu meresonansi  milenial di sekitarnya untuk terjun ke dunia pertanian.

“Hadirnya petani serta pengusaha pertanian milenial diharapkan mampu menjadi resonansi, penggebuk tenaga muda di sekitarnya untuk menjadi SDM pertanian unggulan yang mampu menggenjot pembangunan pertanian menjadi pertanian maju, mandiri, dan modern,” tutur Dedi dalam siaran pers, Senin (14/2).

Terpisah, Hermawan, kepala Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (UPPM) Polbangtan YoMa, menjelaskan hingga awal tahun ini tercatat sekitar 2.213 Petani Milenial yang di SK kan secara resmi oleh Kementan.

“Perlu upaya cerdas untuk menumbuhkan petani milenial hingga mencapai target. PR nya adalah bagaimana mendorong Petani Milenial yang sudah ada untuk meresonansikan program ini di wilayahnya masing-masing,” ujar Hermawan.

Baca Juga: Pemerintah Didesak Segera Atasi Masalah Minyak Goreng

Lebih lanjut Hermawan mengatakan bahwa salah satu cara menumbuhkan petani milenial, yaitu dengan mengidentifikasi milenial yang berkecimpung di bidang pertanian pada setiap desa atau kelurahan. 

“Syarat menjadi petani milenial sederhana  hanya usia, yaitu usia 17-39 tahun. Pemuda yang tergabung dalam Sakatarunabumi yang bergerak di bidang pertanian dan karang taruna bisa masuk dalam JPN untuk mempercepat resonansi petani milenial,” paparnya.

Editor: Noverius Laoli