KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir sempat mengatakan bahwa Ia akan melakukan merger atau menutup perusahaan BUMN yang kinerjanya tidak optimal atau tidak sesuai dengan induk bisnis BUMN. Terkait dengan hal tersebut, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan, saat ini pihak BUMN masih melakukan pemetaan terhadap seluruh anak usahanya untuk menentukan perusahaan mana yang akan dimerger atau ditutup. Baca Juga: Analis: Holding rumahsakit pelat merah bukan ancaman bagi swasta
"Jadi sedang kami petakan semua mana yang bisa dimerger dan mana yang akan dibubarkan, prosesnya tidak bisa dilakukan dalam waktu yang singkat, karena ini kan bertahap," ujar Arya saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (30/1). Untuk jumlah perusahaan yang akan dimerger dan ditutup, Arya masih belum bisa menyebutkan jumlahnya secara pasti. Pihak BUMN juga tidak mematok target secara pasti berapa banyak anak usaha yang akan mereka tertibkan. Menurutnya, semua perusahaan memang harus dipetakan terlebih dahulu untuk mengetahui kondisinya secara pasti. Dari pemetaan tersebut, barulah nantinya akan dihitung konsekuensi terhadap finansial perusahaan hingga konsekuensi terhadap kinerja perusahaan.