KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menaksir pengembangan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) bakal semakin menarik setelah masa pandemi covid-19. Hal ini lantaran risiko EBT dinilai lebih kecil dibandingkan pengembangan energi berbasis fosil. Dari sisi pembangkitan listrik, Direktur Aneka EBT Kementerian ESDM Harris menggambarkan bahwa permintaan listrik turun hampir 10% untuk daerah tertentu seperti di Jawa. Dengan begitu, produksi listrik dan penggunaan energi pun terkena dampaknya. Namun, Harris menyebut EBT relatif lebih stabil jika dibandingkan energi fosil. Menurutnya, hal itu juga seleras dengan referensi secara global. "Covid-19 lebih banyak menghantam pada pembangkit jenis fosil, sementara EBT relatif lebih stabil. Penurunan tetap ada, karena secara keseluruhan demand memang turun," sebutnya dalam webinar yang diadakan oleh IESR dan Enter Nusantara, Rabu (17/6).
Kementerian ESDM: Pengembangan EBT bisa semakin menarik setelah pandemi Covid-19
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menaksir pengembangan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) bakal semakin menarik setelah masa pandemi covid-19. Hal ini lantaran risiko EBT dinilai lebih kecil dibandingkan pengembangan energi berbasis fosil. Dari sisi pembangkitan listrik, Direktur Aneka EBT Kementerian ESDM Harris menggambarkan bahwa permintaan listrik turun hampir 10% untuk daerah tertentu seperti di Jawa. Dengan begitu, produksi listrik dan penggunaan energi pun terkena dampaknya. Namun, Harris menyebut EBT relatif lebih stabil jika dibandingkan energi fosil. Menurutnya, hal itu juga seleras dengan referensi secara global. "Covid-19 lebih banyak menghantam pada pembangkit jenis fosil, sementara EBT relatif lebih stabil. Penurunan tetap ada, karena secara keseluruhan demand memang turun," sebutnya dalam webinar yang diadakan oleh IESR dan Enter Nusantara, Rabu (17/6).