KONTAN.CO.ID - Jakarta. Radang tenggorokan bisa terjadi pada anak-anak, remaja, orang dewasa dan lansia. Namun, penyakit radang tenggorokan bisa sembuh dengan minum obat-obatan. Radang tenggorokan adalah rasa nyeri, gatal, atau iritasi pada tenggorokan yang rasanya memburuk saat digunakan untuk menelan. Penyebab radang tenggorokan yang paling sering adalah infeksi virus seperti flu, mono, atau virus corona atau Covid-19. Sakit tenggorokan yang disebabkan oleh virus umumnya bisa sembuh dengan sendirinya. Sedangkan radang tenggorokan yang disebabkan infeksi bakteri seperti streptokokus memerlukan pengobatan agar tidak terjadi komplikasi.
Melansir Mayo Clinic, gejala radang tenggorokan di antaranya:
- Sakit tenggorokan atau sensasi gatal di tenggorokan
- Susah menelan
- Kelenjar di leher atau rahang bengkak dan sakit
- Amandel membengkak atau kemerahan
- Mata merah
- Suara serak
- Demam
- Batuk, pilek, bersin
- Badan pegal-pegal
- Sakit kepala
- Mual atau muntah
Baca juga:
Nyeri dada sebelah kanan, pertanda sakit apa? Cara mengobati radang tenggorokan perlu mengenali penyebab pasti penyakit ini. Dokter dapat menentukan jenis radang tenggorokan dengan mengamati gejala penyakit dan melihat kondisi fisik pada pasiennya. Berikut beberapa jenis obat radang tenggorokan sesuai penyebab dan gejalanya:
1. Obat antibiotik Melansir Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), obat antibiotik digunakan untuk mengobati radang tenggorokan yang disebabkan infeksi bakteri. Radang tenggorokan yang disebabkan bakteri bisa diketahui lewat pemeriksaan kesehatan. Hindari sembarangan minum obat antibiotik tanpa petunjuk dari dokter. Minum obat antibiotik tanpa dosis yang pas bisa menyebabkan bakteri kebal atau resisten pada obat di kemudian hari. Dampaknya, saat diobati dengan obat sejenis, penyakit jadi lebih susah sembuh. Penderita radang tenggorokan yang disarankan dokter minum obat antibiotik wajib istirahat atau tinggal di rumah. Setidaknya sampai gejala demam hilang atau obat antibiotik radang tenggoorkan sudah diminum selama 24 jam.
Editor: Adi Wikanto