Kenali penyebab dan obat batuk anak pada malam hari



KONTAN.CO.ID - Jakarta. Batuk adalah penyakit yang kerap terjadi pada anak-anak. Apalagi pada malam hari, sering anak mengalami batuk-batuk. Apa penyebab batuk pada anak saat malam hari? Apa obat batuk anak yang manjur?

Batuk di malam hari bisa membuat kesal anak-anak maupun orang tua atau pengasuhnya. Biasanya, batuk di malam hari tidak perlu dikhawatirkan dan kemungkinan besar merupakan gejala infeksi virus yang akan hilang dengan sendirinya.

Saat anak batuk, suara yang dikeluarkannya atau gejala yang menyertainya dapat membantu mengidentifikasi penyebabnya. Hal tersebut dapat disebabkan oleh berbagai alasan, seperti:

  • Flu biasa ( salesma)
  • Asma
  • Refluks asam lambung
  • Infeksi sinus

Kebanyakan batuk pada anak-anak membaik dalam beberapa minggu. Namun, peneliti memperkirakan bahwa 5–10 persen anak mengalami batuk kronis.

Baca juga: Studi terbaru: Berbicara bisa menyebarkan virus corona sebanyak batuk

Berikut ini adalah beberapa penyebab anak batuk pada malam hari yang perlu dipahami:

1. Batuk post nasal drip

Di dalam tubuh, lendir melapisi saluran udara, memerangkap dan menghilangkan iritan dan melawan infeksi. Tetapi beberapa kondisi, seperti infeksi dan alergi, dapat menyebabkan orang merasa lendir menumpuk atau menetes ke tenggorokan mereka.

Ketika lendir berlebih mengalir ke tenggorokan seseorang, itu dikenal sebagai post-nasal drip. Kondisi ini adalah pemicu umum untuk batuk di malam hari dan sakit tenggorokan.

Untuk batuk post-nasal drip, biasanya tidak melibatkan batuk yang dalam atau mengi. Membantu anak tidur dalam posisi lebih tinggi dapat mengurangi batuk post-nasal drip.

Jika balita tampak lebih sering batuk di malam hari selama waktu-waktu tertentu dalam setahun atau setelah bermain dengan beberapa hewan, mereka mungkin memiliki alergi. Berkonsultasi dengan dokter anak atau ahli alergi dapat membantu mengidentifikasi apa yang membuat mereka alergi dan menentukan pengobatan terbaik.

2. Batuk “gonggongan” ( croup)

Croup paling sering terjadi pada anak-anak berusia antara 6 bulan dan 3 tahun. Gejalanya berupa batuk kerasa seperti menggonggong, yang cenderung memburuk pada malam hari.

Gejala lain batuk gonggongan termasuk:

  • Kesulitan bernapas
  • Nafas berisik
  • Suara serak
  • Demam
  • Terkadang, gejala seperti pilek bisa mendahului croup
Kondisi berkembang ketika tenggorokan dan pita suara menjadi bengkak dan meradang. Anak laki-laki lebih mungkin terkena croup daripada anak perempuan. Meskipun tidur dengan humidifier bisa menjadi pengobatan yang efektif untuk beberapa batuk yang menyertai hidung tersumbat dan pilek, para ahli mengatakan hal itu umumnya tidak membantu penderita croup.

Seorang dokter mungkin meresepkan obat batuk epinefrin nebulisasi ketika balita memiliki croup sedang hingga berat.

Editor: Adi Wikanto