Ketidakpastian meningkat, investor perlu tambah porsi dana darurat



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pilihan safe haven atau aset lindung nilai tak lagi menjamin nilai aset saat ini. Karenanya, investor dianjurkan untuk lebih konservatif terhadap porsi portofolionya. Bahkan Budi Raharjo, Financial Planner OneShildt juga merekomendasikan masyarakat untuk menaikkan porsi dana darurat mereka jika memungkinkan. 

Sebagaimana diketahui, akibat meluasnya sebaran virus corona baik di dunia maupun di Tanah Air, telah membuat kondisi pasar keuangan turut tertekan. Hal ini tampak dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terjun lebih dari 30% year to date (ytd), yield Surat Utang Negara (SUN) tenor 10 tahun yang merangkak ke kisaran 8%, bahkan rupiah nyaris menyentuh level psikologis barunya Rp 16.000 per dolar AS. 

Baca Juga: IHSG ambrol di tengah ketidakpastian pasar, simak kunci menyusun portofolio saat ini


"Jika disituasi normal dana darurat berkisar 3-6 kali pengeluaran bulanan, ada baiknya saat ini ditambah menjadi 5-10 kali dari total pengeluaran bulanan," ujar Budi kepada Kontan.co.id, Kamis (19/3). 

Tentunya, saat ketidakpastian meningkat pelaku pasar cenderung memilih untuk mengamankan asetnya ke instrumen-instrumen lindung nilai atau safe haven. Tujuan investor menempatkan dananya di instrumen ini antara lain, sebagai upaya hedging (melindungi) keuangan dari dampak kerugian lebih lanjut, sekaligus upaya memarkirkan dana sebelum kemudian ditempatkan kembali ke instrumen yang lebih berisiko saat kondisi membaik.

Alternatif instrumen safe haven bisa berupa investasi emas, SUN dalam bentuk obligasi negara, SPN, ORI dan SBR yang bisa memberikan bunga atau kupon menarik, ada juga deposito. 

Editor: Herlina Kartika Dewi