Kinerja Astra International (ASII) Dinilai Prospektif, Simak Rekomendasi Analis



KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Astra International Tbk (ASII) diproyeksi mencatat kinerja yang lebih cerah mulai kuartal kedua 2024. Insentif untuk mobil hybrid hingga peluncuran model baru semestinya bisa mengerek penjualan otomotif ASII.

Analis Mirae Asset Sekuritas Christopher Rusli sedikit merevisi target harga saham ASII, seiring dengan melemahnya penjualan mobil nasional pada bulan Januari 2024.

Penjualan mobil wholesales nasional pada bulan Januari 2024 hanya sebanyak 69.619 unit, anjlok 26,1% secara tahunan atau year on year (YoY) dibandingkan bulan Januari 2023 yang mencapai 94.270 unit.


Baca Juga: Kinerja Astra International (ASII) Dinilai Positif, Cek Rekomendasi Sahamnya

Dari segmen alat berat (HEMCE), anak usahanya PT United Tractors Tbk (UNTR) juga memperkirakan adanya penurunan penjualan alat berat Komatsu, dengan target baru menjadi kisaran 3.800 – 4.000 unit di tahun 2024. Revisi ke bawah ini disebabkan oleh kombinasi harga komoditas yang lebih rendah dan ketidakpastian tahun pemilu.

Selain itu, simpanan pesanan untuk peralatan kecil-menengah dan besar, masing-masing stabil pada 1-3 dan 5-6 bulan, yang menyebabkan perkiraan penurunan penjualan di semua ukuran peralatan.

Meski demikian, Christopher tetap memandang positif prospek ASII ke depannya. Hal itu mengingat berita terkini mengenai usulan dividen sebesar Rp 421 per saham, serta adanya rencana pemerintah memperkenalkan insentif untuk mobil hybrid atau Hybrid Electric Vehicle (HEV).

UNTR selaku anak usaha juga tetap optimistis mengenai produksi, yang menargetkan peningkatan sebesar 15% untuk kontraktor pertambangan PAMA dan memproyeksikan pertumbuhan volume penjualan sebesar 9% untuk batubara dan 34% untuk tambang emas. Namun, biaya penambangan, khususnya untuk PAMA, akan bervariasi sesuai dengan fluktuasi harga batubara.

Baca Juga: Laba Astra International (ASII) Capai Rp 33,83 Triliun, Simak Rekomendasi Analis

Perlu diketahui, ASII membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 5% YoY menjadi Rp 316,6 triliun di tahun 2023 lalu. Laba bersih juga mengalami lonjakan signifikan sebesar 16,9% YoY menjadi Rp 33,84 triliun.

Pertumbuhan pendapatan terutama didorong oleh otomotif dan segmen HEMCE, dengan peningkatan masing-masing sebesar 6.4%YoY menjadi Rp128,25 triliun dan 4.1%YoY menjadi Rp128,58 triliun.

Sementara, pertumbuhan laba bersih dipimpin oleh sektor otomotif sekitar 14.8% YoY, jasa keuangan 29.7% YoY, dan segmen lainnya (kecuali CPO dan HEMCE) bertumbuh 41.0% YoY di tahun 2023. Hasil ini menunjukkan kekuatan kinerja ASII di seluruh portofolionya.

“Kami tetap optimis terhadap prospek ASII ke depan,” ungkap Christopher dalam riset 5 Maret 2024.

 
ASII Chart by TradingView

Christopher bilang, model 4W baru diperlukan untuk menggairahkan pasar dan menangkap manfaat dari insentif mobil hybrid. Sebab, pola yang diperhatikan pada performa otomotif ASII selama ini adalah keberhasilan penjualan 4W berkaitan erat dengan peluncuran model-model baru.

Baca Juga: Bisnis Nikel HRUM Diyakini Masih Prospektif, Simak Rekomendasi Sahamnya

Oleh karena itu, penjualan mobil listrik hybrid ASII diperkirakan bisa memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan segmen otomotifnya, terutama dengan adanya potensi insentif untuk mobil hybrid yang dapat meningkatkan penjualan produk HEV Astra seperti Innova Zenix dan Yaris Cross.

Christopher menyoroti adanya perlambatan penjualan mobil secara nasional di awal tahun 2024 ini membuka lebih banyak ruang untuk pemberlakuan insentif mobil hybrid (HEV).

Editor: Noverius Laoli