Kinerja bank di Amerika terus melaju, ini pendorongnya



KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Bekerja dari rumah tak menyurutkan aktivitas para investor di Wall Street. Lima bank investasi terbesar di Wall Street kini dalam jalur tercepatnya buat mencatat rekor pendapatan US$ 100 miliar pada tiga kuartal tahun ini, mereka telah membukukan pendapatan US$ 84 miliar, lebih besar dari pendapatan tahunan sejak 2010. 

Memang, awal pandemi Wall Street dipenuhi aksi penjualan namun setelahnya kembali tumbuh secara dramatis. Pendapatan dari transaksi di Wall Street pun membantu sejumlah bank besar yang mesti mengeluarkan biaya pencadangan ekstra akibat risiko kredit yang menanjak lantaran lesunya bisnis.  “Unit-unit investasi bank telah menjadi penopang pendapatan setidaknya buat bank-bank besar sejak pandemi dimulai,” ungkap Analis Piper Sandler Jeff Harte dikutip dari Bloomberg, Jumat (16/10).

JP Morgan Chase & Co, GOldman Sachs Group Inc, dan Morgan Stanley misalnya telah mencatat pertumbuhan pendapatan bisnis investasinya tumbuh lebih dari 20% selama tiga kuartal tahun ini. Catatan ini membuat Goldman menjadi bank investasi dengan pendapatan per saham tertinggi, dan aba tertinggi kedua yang pernah Morgan Stanley catat.


Baca Juga: Dianggap tergantung pada BTS, saham Big Hit kembali anjlok 22,3% pada Jumat (16/10)

Sayangnya performa ciamik ini tak serta merta mengerek nilai saham para bank-bank investasi tersebut. Memang lima dari enam bank investasi terbesar di Wall Street telah mencatat pertumbuhan pendapatan per saham, namun cuma dua yang nilai sahamnya benar-benar melonjak tinggi. 

Maklum, ada tren dimana perusahaan keuangan kerap dilupakan saat pemulihan pasar. Saham empat bank terbesar di Wall Street bahkan telah melorot 27% tahun ini, bahkan saat S&P 500 telah melampaui level tertinggi yang pernah diraihnya. Satu-satunya sektor yang dilampaui sektor perbankan adalah sektor energi. 

Alasannya, performa lain di luar bisnis investasi seperti pinjaman komersial dari bank memang tetap anjlok terpapar pandemi. JPMOrgan, Citigroup Inc, dan Bank of AMerica Corp mencatat penurunan kredit komersial paling sedikit 10% dibandingkan pada kuartal I-2020. 

Chief Financial Officer US Bancorp Mark Ronson mejelaskan Citigroup misalnya mencatat penurunan pendapatan dari bisnis intermediasinya karena para debiturnya lebih memilih mencari pendanaan di pasar modal, 40% nasabah mereka mencari dana dengan menerbitkan obligasi, sedangkan 60% menggunakan pendapatan perusahaan justru buat mengurangi utang. 

Baca Juga: Obama tuding Trump sebagai gejala dan percepatan informasi yang salah

Sementara Chief Financial Officer Bank of America Paul Donofrio masih optimistis meskipun tercatat anjlok, dalam beberapa kuartal ke depan, penyaluran kredit akan kembali tumbuh. Adapun Chief Financial Officer JPMorgan Jennifer Piepszak menyatakan kewaspadaannya. 

“Kami mungkin akan kesulitan pada level ini, mendukung unit bisnis investasi pun mesti diselaraskan dengan pertumbuhan kredit, dan hal tersebut butuh waktu,” ungkap  Piepszak.

Editor: Tendi Mahadi