Kinerja emiten batubara merosot akibat penurunan harga batubara, simak uraiannya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa emiten pertambangan batubara telah merilis hasil kinerja untuk periode kuartal III 2019. Hasilnya, beberapa emiten mencatatkan penurunan laba dan pendapatan. Bahkan, ada yang mencatatkan kerugian.

PT Bukit Asam Tbk (PTBA) misalnya, pada kuartal III 2019 labanya anjlok 21,08% menjadi Rp 3,10 triliun. Meski demikian, pendapatan PTBA naik 1,36% menjadi Rp 16,25 triliun.

Baca Juga: Laba Bumi Resources (BUMI) merosot 63% di kuartal III 2019, ini penjelasan managemen


Pendapatan ini dipengaruhi oleh harga jual rata-rata batubara pada September 2019 yang turun 7,8% menjadi Rp 775.675 per ton.

Sekretaris Perusahaan Bukit Asam, Suherman, mengatakan penurunan tersebut disebabkan oleh pelemahan harga batubara Indeks Newcastle (GAR 6322 kkal/kg) pada bulan September sebesar 25% US$ 81,3 per ton dari US$ 108,3 per ton untuk periode yang sama tahun lalu.

Begitu pula dengan indeks harga batubara thermal Indonesia (Indonesian Coal Index/ICI) GAR 5000 yang pada September 2019 melemah 21% menjadi US$ 50,8.

Nasib yang sama dialami oleh PT Bumi Resources Tbk (BUMI) yang labanya tergerus 63% menjadi US$ 76,07 juta. Di saat yang sama, pendapatan BUMI tercatat sebesar US$ 751,85 juta atau turun 8,85%.

Sekretaris Perusahaan BUMI Dileep Srivastava mengatakan, harga batubara masih menjadi tantangan bagi kinerja BUMI.

Baca Juga: Beban keuangan menekan laba bersih United Tractors (UNTR)

“Harga menjadi tantangan karena perang dagang dan dampak negatifnya, dibarengi dengan penundaan izin impor batubara Australia oleh China telah membuat ketidakseimbangan supply dan demand yang tercermin dari jatuhnya benchmark Indeks GCNEWC,” ujar Dileep kepada Kontan.co.id, Jumat (1/11).

Editor: Noverius Laoli